Kategori

Unsur-Unsur Keindahan Seni Tari

Diposkan oleh On 6:29 AM

Unsur-Unsur Keindahan Seni Tari itu ada empat, yaitu wiraga, wirama, wirasa dan wirupa. Keempat unsur keindahan itu yang nantinya akan kita jabarkan menjadi 8 unsur dalam seni tari. Berbicara unsur seni tari, maka akan berbicara tentang bagaimana dikatakan seni tari. Belum dikatakan seni tari jika ke-delapan unsur yang terangkum menjadi 4 (empat) unsur bisa dipenuhi semua.
Unsur-unsur keindahan tari yang harus dipenuhi dalam mewujudkan ekspresi seni tari secara utuh dan menyeluruh, tidak boleh ada yang ketinggalan satupun. Baiklah langsung kita singgung unsur keindahan tari atau seni tari. Banyak orang yang bertanya apa saja unsur-unsur tari, apa saja unsur-unsur seni tari dan bagaimana keterangannya. Oleh karena itu alangkah baiknya kalau kita jelaskan secara lebih rinci unsur-unsur seni tari. 

GERAK(WIRAGA)

Gerak merupakan unsur paling pokok dalam seni tari, Tanpa gerak tidak bisa dikatakan seni tari. bergerak merupakan bagian penting dalam seni tari. Gerak itu meliputi gerak tubuh dari kaki sampai kepala. Semua anggota tubuh yang bisa digerakkan maka itu bisa dikatakan gerakan tari, asalkan memiliki makna yang terkonsep. 

Gerak akan menjadi ciri khas perwatakan tokoh yang dimainkan. Gerak yang ditata untuk disesuaikan dengan karakter tokoh yang dibawakan penari yang nantinya akan mempertegas semua karakter tokoh yang dimainkan melalui gerak tari. 

Unsur-Unsur Keindahan Seni Tari
Dalam seni tari, irama akan sangat membantu penari atau dancer dalam mengatur gerak dan menguatkan gerak. Irama akan terbentuk dengan sendirinya oleh alat musik, dan irama yang disusun harus disesuaikan dengan karakter tokoh yang dibawakan oleh penari. Jangan sampai irama malah akan membuat tarian menjadi rancu yang disebabkan ketidak cocokan antara karakter perwatakan tokoh dengan irama pengiringnya. Gerak dalam sebuah tari dapat menjelaskan ekspresi perasaan, seperti marah, sedih, romantis, senang dan lain-lain sesuai karakter tokoh yang dibawakan.

IRAMA(WIRAMA)

Dalam seni tari atau pertunjukan seni tari baik tari rakyat, tari tradisional maupun tari modern atau tari kreasi baru, irama menjadi sangat penting karena dapat membantu penari dalam mengatur gerak dan menguatkan gerak yang dilakonkanya. Irama biasanya tercipta oleh alat musik dan irama yang disusun harus disesuaikan dengan karakter tokoh yang dibawakan oleh penari. Jika tidak cocok dengan karakter tokohnya maka tentunya akan menjadi kacau.

Alat istrumental menjadi pengiring wajib bagi seorang penari. Alat ini juga bisa berupa alat musik tradisional maupun alat musik modern yang disesuaikan dengan karakter tokohnya. 

PERASAAN (WIRASA)

Tidak asal bergerak, atau dengan kata lain tidak bergerak asal-asalan. Namun lebih pada penjiwaan setiap gerakan. Gerak dalam sebuah tarian harus dapat menjelaskan ekspresi perasaan yang diharapkan. Perasaan marah tidak hanya gerakanya yang keras namun ini akan menyangkut pula mimik wajah. Begitu pula suasana sedih, senang dan lain-lain akan disesuaikan dengan karakter tokoh yang dibawakan.

Yang perlu diingat bahwa hal ini akan menjadi luar biasa apabila diperkuat dengan unsur wirama yang mendorong seseorang masuk dalam situasi perasaan saat itu. Dengan lantunan musik lembut akan mendukung suasana sedih. Lantunan musik gembira akan membuat penikmat tarian menjadi larut terbawa oleh suasana.

WUJUD (WIRUPA)

Berbicara wirupa maka akan berbicara tentang wujud dan sesuatu yang memang bisa dinikmati dengan mata. Rupa bisa dikatakan sebagai tampilan tari. Dalam hal ini yang berhubungan dengan apa yang dilihat oleh penonton pada diri penari. Dengan kata lain, apa saja yang dipakai penyanyi dalam hal ini make up, kostum, asesoris dan lain sebagainya. Busana, asesoris, make up, 
harus dapat menjelaskan karakter tokoh yang dibawakan.Tampilan tersebut dapat diwujudkan melalui penataan busana dan tata rias penari.

Dari ke-empat unsur diatas akan saya jabarkan menjadi unsur dasar gerak seni tari yang mengandung beberapa unsur dasar lain seperti irama (ritme), iringan, tata busana dan tata rias, tempat serta tema. Yang tentunya akan mejadi pengetahuan yang terperinci. 

Gerak

Gerak dapat diungkapkan dengan bermacam-macam. Diantara berbagai macam gerak itu, salah satu diantaranya ada yang mengandung unsur keindahan (sedap dipandang mata), setiap gerakan memiliki makna.

Tetapi mengingat bahwa seni tari merupakan salah satu cabang kesenian yang juga merupakan salah satu hasil budi manusia, maka unsur dasar tari utama yang berwujud gerak itu, tidak semua gerak dapat dikatakan gerak tari. Gerak yang berfungsi sebagai materi gerak pokok tari hanyalah gerakan-gerakan dari bagian tubuh manusia yang telah diolah dari gerak keadaan wantah menjadi suatu bentuk gerak tertentu. Dalam istilah kesenian, gerak yang telah mengalami stilisasi atau distorsi. Yang memang direncanakan, diformat, dibentuk. Terkadang dibuat sederhana dan terkadang dibuat agak rumit.

Dari hasil pengolahan suatu gerakan atau gerak yang telah mengalami sitisasi atau distorsi inilah nanti lahir dua jenis gerak tari. Yang pertama gerak tari yang bersifat gerak murni dan yang kedua bersifat gerak maknawi.

Gerak murni adalah gerak tari dari hasil pengolahan gerak wantah yang dalam pengungkapannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian dari gerak tari tersebut. Disini yang dipertimbangkan adalah faktor nilai keindahan gerak tarinya saja. Misalnya gerak-gerak memutar tangan pada pergelangan tangan, beberapa gerak leher seperti pacak-jangga di Jawa, dan sebagainya.

Sedangkan yang dimaksud dengan gerak maknawi adalah gerak wantah yang telah diolah menjadi suatu gerak tari yang dalam pengungkapannya mengandung suatu pengertian atau maksud disamping keindahannya. Misalnya dalam tari angsa, kita dapat melihat gerak tari yang menggambarkan angsa yang sedang terbang atau menyelam. 

Jika disuatu daerah memiliki kebiasaan berburu misalnya, maka tercipta tari dengan busur dan anak panah sebagai asesoris yang kemudian menjelaskan seorang penari yang sedang melakukan perburuan.

Sebuah gerakan tari itu bisa dilakukan apa adanya namun bisa juga dengan penyederhanaan gerakan, artinya gerakannya harus disederhanakan agar tidak terkesan seperti pemain teater atau film. Gerakan tari lebih mengarah pada gerakan simbol-simbol. Suatu contoh untuk gerakan berburu, maka tidak perlu memasang busur panah sungguhan, namun cukup gerakan gemulai bahwa penari sedang memanah. Lihat pula asesoris atau perlengkapan tari dalam hal ini adalah busur dan anak panah. Maka anak panah dibuat tumpul, busur panah tidak ada pegasnya dan cara memegangnya tidak harus digenggam kuat dan erat. 

Ritme

Ritme atau tempo atau seberapa lamanya rangkaian gerak diwujudkan dalam sebuah tarian. Ketepatan perpindahan gerak selaras dengan jatuhnya irama.

Iringan

Di atas telah disebutkan bahwa tari adalah suatu gerak ritmis. Untuk memperkuat dan memperjelas gerak ritmis dari suatu bentuk tarian dapat dilaksanakan dengan iringan. Iringan tersebut pada umumnya berupa suara atau bunyi-bunyian. Sumber bunyi sebagai iringan tari yang pertama adalah suara manusia sendiri, Tepuk tangan, hentakan kaki, petikan jari, siulan, jeritan maupun nyanyian atau bisa kita sebut dengan Musik Internal. Yang biasa menggunakan iringan musik internal biasanya orang-orang primitif, anak kecil, Saat latihan menari.

Iringan berupa irama alat musik atau sumber bunyinya berasal dari alat musik maka dinamakan Musik Eksternal. Dalam musik eksternal ini bisa berupa iringan musik langsung seperti gamelan, seriosa, band dan lain sebaginya. Namun kita juga bisa memanfaatkan kaset rekaman untuk mengiringi tarian kita. Biasanya hal ini dilakukan dalam event lomba mulai dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA yang tentunya untuk menekan biaya produksi.

Iringan musik Ekternal yaitu menggunakan alat perkusi seperti terbang, gendang, kendang, ketipung dan lain-lain. Khusus gendang disamping cara memainkannya dengan ditepuk dengan tangan ada pula yang cara memainkannya dengan dipukul dengan sebuah alat pukul seperti bedug.

Dalam perkembangannya Musik pengiring sudah beraneka ragam, lebih lengkap. Misalnya saja musik ensambel. Ensambel instrumen pengiring yang lengkap pada umumnya terdapat di pulau Jawa dan pulau bali. Tariannya telah diiringi dengan saru unit alat bunyi-bunyian yang disebut gamelan sebagai alat musik tradisional

Dalam buhungannya dengan seni tari, pada umumnya iringan itu berfungsi sebagai penguat ataupun pembentuk suasana, misalnya iringan untuk tari perang, untuk mengiringi seorang pahlawan yang gugur, untuk adegan percintaan dan untuk tari pemujaan. 

Tata Rias dan tata Busana

Pada mulanya para penari memakai pakaian sesuai dengan apa yang pada saat itu sedang dipakai. Masih sederhana, anmun seiring perkembangan selanjutnya, maka pakaian atau busananya diatur dan ditata sesuai dengan kebutuhan tari tersebut. Yang paling utama mendapat perhatian haruslah terlebih dahulu diketahui dan disadari bahwa yang terpenting adalah pakaian atau busana tersebut harus enak dipakai, tidak mengganggu gerak tari (Nyaman), Aman serta menarik dan sedap dipandang. 

Dalam tata busana, bisa menggunakan bahan pakaian yang dibuat dari kain, kemudian dilengkapi dengan asesoris berupa perhiasan seperti kalung, binggel, sumping dan sebagainya. Perhiasan ini ada yang dibuat dari jenis imitasi dan ada pula yang dibuat dari kulit binatang. Tergantung budget yang dimilikinya. 

Pada tari tradisional selain perhiasan juga dipakai ikat kepala., baik berbentuk peci atau ikat kepala yang disusun atau diatur dari lembaran kain. Untuk tarian yang mengambil cerita wayang, maka penutup kepala penarinya seperti bentuk kepala pada tokoh wayang tersebut. Kita dapat melihat di Jawa dan di Bali apa yang disebut gelung dan  tropong.

Sedangkan tata rias akan membantu menentukan wajah beserta perwatakannya, serta untuk memperkuat ekspresi. Disini harus diketahui perbedaan antara tata rias yang dipakai untuk sehari-hari dengan tata rias yang dipakai untuk pertunjukan tari.

Tata rias sehari-hari adalah tata rias yang dipergunakan untuk kehidupan wajar, misalnya untuk pergi ke sekolah, ke pasar, pergi untuk darma wisata ataupun untuk mengunjungi suatu upacara resmi. Maka cara pemakaiannya Wajar.

Untuk tata rias pertunjukan tari segala sesuatunya diharapkan harus terlihat lebih jelas, detai, kontras dan tebal untuk keperluan entertainment. Make Up berfungsi sebagai penguat perwatakan dan keindahan. make Up berfungsi memperjelas wajah, maka garis mata dan alis serta mulut perlu dibuat yang tebal.

Tema

Menari itu bukan semata-mata untuk ditonton. Namun disusun secara rapi untuk dipertontonkan. bagaimana tujuan tari itu bisa tercapai, apa yang akan disampaikan bisa tercapai, maka tema akan menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan. Tema lebih mengarah pada tujuan dan manfaat pertunjukan tari. Tema akan memudahkan penyampaian isi tarian yang diperagakan. 

Tema bisa mengambil dari beberapa sumber atau referensi. Ada yang mengandalkan m anusia untuk menentukan tema yang tepat. ALasannya adalah manusia lebih mengetahui keinginan penikmat tari. Oleh karena itu tema disesuaikan dengan pendapat seseorang tersebut. 

Pengalaman hidup akan menjadi sumber yang berharga. Kesulitan berimajinasi untuk menentukan tema akan menghambat penyajian tari. Seseorang juga bisa mengambil tema dari sejarah, dari mitos-mitos terdahulu. 

Tema tari juga bisa kita ambil dari flora dan fauna. Tema yang diangkat dari flora atau dunia tumbuh-tumbuhan misalnya tari tani, tari minta hujan, tari kumbang sari. Yang diangkat dari tema fauna atau dunia binatang misalnya tari kijang, tari burung, tari angsa dan sebagainya. Ada pula tari yang diangkat dari alam semesta misalnya tari ombak, tari api dan sebagainya. Biasanya tema tadi diambil dan disesuaikan dengan alam sekitarnya serta taraf kehidupan masyarakat pada jamannya.

Tempat

Mengingat bahwa kegiatan ataupun pagelaran seni tari sebagai tontonan melibatkan dua pihak, yaitu satu pihak yang ditonton dan pihak lain yang menonton dalam kata lain ada penari dan penonton. Tentu saja yang ditonton alias penarinya harus ditempatkan diatas panggung dengan penerangan yang cukup dengan menggunakan power amplifier yang mumpuni dengan kapasitas ribuan watt demi iringan musik yang memuaskan. Didukung dengan pencahayaan yang terfokus pada panggung tempat penari melakukan aksinya.

Tari Kreasi Baru (Tari Modern)

Diposkan oleh On 10:53 PM

Tari kreasi baru juga merupakan pembagian tari berdasarkan jenisnya. Tari Kreasi baru adalah bentuk gerak tari baru perpaduan Gerak Tari Tradisional dengan Tari Rakyat. Grakan tari ini memang kolaborasi dari keduanya sehingga tercipta berbagai macam gerakan yang kombinatif. Tari kreasi baru ini muncul karena sifatnya yang memang cenderung bebas dengan pilihan gerak sesuai dengan apa yang penari inginkan.

Bagaimanakah unsur keindahan wirupanya? tentunya unsur ini selalu berhubungan dengan tata riasnya, hal ini juga berhubungan dengan busana, asesoris yang kesemuanya adalah hasil modifikasi dari Tari Tradisional dan Tari Rakyat. Hal ini mulai berkembang terus sehingga muncul aliran-aliran baru seperti Pantomim (gerak patah-patah penuh tebakan), Operet (mempertegas lagu dengan cerita), dan kontemporer (gerak ekspresif spontan, tak beraturan tapi terkonsep).

Tari kreasi baru ini masih menggunakan iringan musik tradisional Gamelan. Karena nuansa jawanya masih sangat kental dan tidak hanya berkreasi, namun tetap melestarikan budaya dan tradisi setempat.

Contoh Tari Kreasi baru

Tari Angsa, Tari Kupu-Kupu, Tari Tenun, Tari Kijang, Tari merak, Tari Pattenung, Tari Padendang, Tari Lebonna (Sulawesi Selatan), Tari Bosara.


Tari Tradisional (Klasik)

Diposkan oleh On 7:41 AM

Disamping Tari Rakyat dan Tari Kreasi Baru, ada pula yang dinamakan Tari Tradisional. Pengertian tari tradisional adalah suatu tarian yang pada dasarnya berkembang di suatu daerah tertentu yang berpedoman luas dan berpijak pada adaptasi kebiasaan secara turun temurun yang dipeluk/dianut oleh masyarakat yang memiliki tari tersebut. 

Tari Tradisional adalah suatu tarian yang berasal dari masyarakat daerah tersebut yang sudah turun temurun dan menjadi budaya masyarakat tersebut. Tari Tradisional adalah sebuah karya yang bermutu yang diciptakan dengan kemampuan yang luar biasa yang berbentuk gerakan yang merupakan budaya turun temurun yang dimiliki oleh masyarakat.

Tari Tradisional klasik ini dikembanngkan oleh kaum bangsawan di Istana. Hampir semua penggawa istana mengadakan kegiatan penting dengan pertunjukan tari tradisional. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya Tari Tradisional dalam mengisi sebuah acara kebangsawanan. Perkembangan tari Tradisional ini sulit dikarenakan hanya dipelajari oleh kaum bangsawan. Mengenai busana, rias, irama dan penghayatannya terkesan lebih estetis dan mewah.

Bentuk gerakan Tari Tradisional cenderung baku atau tidak bisa diubah. Sebuah larangan besar merubah gerakan tari, karena setiap gerakan tari yang tercipta mengandung unsur filosofis yang berbeda-beda. Untuk musik pengiringnya masih tetap menggunakan Alat musik Gamelan.

Fungsi Tari Tradisional

Pertama : Bahwa Tari Tradisional ini hanya dipakai untuk sarana upacara kerajaan dan adat. Setiap kegiatan upacara kerajaan atau kebangsawanan selalu menggunakan pergelaran tari tradisional. 
Kedua : Bahwa tari tradisional juga bisa dimanfaatkan sebagai hiburan. Masih dalam kalangan kerajaan, Tari ini menjadi sebuah pertunjukkan yang diharapkan mampu menghibur kaum berdarah biru (Kerajaan).

Contoh Tari Tradisional Klasik

Tari Topeng Klana (Jawa Barat), Tari Serimpi, Tari Bedhaya, Tari Sawung (Jawa Tengah), Tari Beskalan, Tari Ngremo (Jawa Timur), Tari Rejang, Tari Syang Hyang (Bali), Tari Pakarena (Sulawesi Selatan).

Tari Tradisional Sebagai Tari Yang Daerah

Dikatakan tari daerah, berarti tari tersebut memiliki keunikan masing-masing. Setiap daerah akan menciptakan gerakan yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa tari daerah memiliki keunikan sendiri-sendiri. Masing-masing daerah memiliki Tari daerah. 

Ciri-ciri dari tari klasik adalah:

  1. Gerakan dari tarinya sudah ditentukan
  2. Nilai seninya tinggi
  3. Pekembangannya di kalangan bangsawan.
  4. Setiap gerakannya mengandung arti, misalnya seperti gerakan menanam padi
Salah satu dari jenis tari klasik adalah Tari Bedaya Ketawang yang berasal dari daerah Jawa Tengah.



Tari Orek-Orek

Diposkan oleh On 2:15 AM

Tari yang tergolong Tari Rakyat ini memang tidak banyak dikenal diberbagai daerah. Namun di Daerah ngawi tari Rakyat ini sangat terkenal. Kita tahu bahwa pembagian tari menurut fungsinya dibagi menjadi tiga yaitu tari upacara, tari pergaulan, dan tari pertunjukan. Untuk Upacara adat yang biasa dilaksanakan oleh kaum bangsawan atau kerajaan. Untuk Tari Orek-orek termasuk ke dalam golongan tari pergaulan karena semata-mata hanya untuk hiburan. Namun sekarang tari Orek-Orek sudah menjadi tari pertunjukan karena memiliki tujuan bisa dikenang dan dikenal kembali oleh seluruh masyarakat yang menyaksikannya. Tari mempunyai periodesasi berdasarkan struktur atau corak masyarakat Indonesia yang menjadi pendukung tari-tarian Indonesia sejak masa prasejarah sampai sekarang.

Periodesasi tentang tari di Indonesia adalah sebagai berikut:

  1. Zaman masyarakat Primitif (20.000 S.M – 400 M)
  2. Zaman masyarakat Feodal ( 400 M. – 1945)
  3. Zaman masyarakat Modern (sejak 1945) (Soedarsono,1972: 13-14).
Berdasarkan periodesasi tari yang diungkapkan oleh Soedarsono menunjukkan bahwa tari Orek-orek merupakan salah satu tari yang lahir pada awal zaman masyarakat modern yaitu setelah tahun 1945.

Tari Orek-orek sebenarnya berasal dari Jawa Tengah, kemudian digarap dan dikembangkan di Kabupaten Ngawi.Tari Orek-orek menjadi tarian khas Kabupaten Ngawi yang ditarikan berpasangan laki-laki dan perempuan. Tari Orek–orek termasuk salah satu kesenian tradisional berupa tari kerakyatan yang merupakan perpaduan antara gerak tari dan nyanyian yang diiringi alat musik gamelan. Tanpa adanya musik pengiring, maka tarian Rakyat ini kurang semarak disajikan.

Tari Orek-orek berfungsi sebagai tari hiburan atau Tari pergaulan, yaitu menggambarkan masyarakat yang selepas kerja, bergotong royong, melakukan tarian gembira untuk melepaskan rasa lelah dan kepenatan. Gerak tari Orek-orek sederhana, diulang-ulang, dan monoton, namun tetap diminati dan masih eksis sampai sekarang, Tentunya perlu dilestarikan.

Bentuk Penyajian

Maksud dari bentuk penyajian adalah wujud (tari) yang menampilkan secara keseluruhan menyangkut elemen-elemen pendukungnya antara lain gerak, iringan, tata rias dan busana, pola lantai, dan tempat pertunjukan dari awal pertunjukan sampai akhir pertunjukan. Kita bisa melihat Unsur-Unsur Tari sebagai bentuk penyajian secara keseluruhan.

Gerakan

Gerakan Tari Orek-orek Masih sangat simple. Karena Tari Orek-Orek merupakan tari tradisi yang termasuk golongan tari rakyat. Sama halnya dengan tari kerakyatan yang lain, gerak dalam tari Orek-orek juga sesuai dengan ciri-ciri tari kerakyatan yaitu sederhana, monoton dan terjadi pengulangan gerak.

Iringan Musik

Iringan musik tari orek orek sangat dibutuhkan untuk dipadukan dengan gerakan tari. Musik dan tari merupakan dua hal yang saling melengkapi. Sebuah tari tanpa ada iringan / musik akan terasa hambar karena musik selain sebagai pengiring tari juga mempunyai fungsi yang lain yaitu sebagai ilustrasi, pemberi suasana dan memperkuat ekspresi gerak.

Musik dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni musik internal dan musik eksternal. Musik internal yaitu musik yang sumbernya berasal dari dalam diri manusia itu sendiri misalnya tepuk tangan, hentakan kaki, dan nyanyian. Sedangkan musik eksternal adalah musik yang berasal dari luar diri manusia, maksudnya berasal dari alat musik misalnya seperangkat gamelan, seruling, gitar, dan sebagainya.

Busana

Busana Tari Orek orek sudah sangat bagus, biasanya sudah menutupi tubuh secara keseluruhan. Hal ini dimaksudkan agar nilai-nilai kepribadian penari terlihat dan mampu mempertegas tokoh yang sedang diperankan.

Fungsi busana secara fisik yaitu untuk menutupi dan melindungi tubuh penari, sedangkan fungsi busana secara artistik adalah memberi keindahan, ilustrasi, dan menonjolkan karakter yang dimainkan.

Rias

Rias Tari Orek-orek terdiri dari rias panggung dan rias wajah. Rias panggung yaitu merias tempat untuk pertunjukan. Untuk Rias wajah yaitu rias cantik yang menggunakan alas atau bedak secukupnya, blush onatau pemerah pipi, eye shadow, dan lipstik atau pemerah bibir untuk penari perempuan. Rias untuk penari laki-laki lebih sederhana karena hanya bertujuan mempertegas saja yaitu menggunakan alas atau bedak dan lipstik atau pemerah bibir.

Berdasarkan pembagian tari tersebut, tari Orek-orek merupakan tari rakyat atau kerakyatan. Ada 18 ragam dalam tari Orek-orek yaitu: (1)Sembahan, (2) Lampah lembehan, (3) Kencrongan, (4) Lawungan, (5) Srisikan 1 terdiri dari seblak sampur, srisik; lembehan tangan, srisik; lawung, (6) Pilesan, (7) Genjlengan 1, (8) Lintang alian, srisik, (9) Tawing ulap-ulap, (10) Laku telu, (11) Odrogan, (12) Genjlengan 2, (13) Pondongan, (14) Trap jamang, (15) Keplok setan, (16) Lampah lembehan, ogek angguk, (17) Srisikan 2 terdiri dari lawung, srisik; ketrekan, srisik; jalan lilingan, dan (18) Jalan tawingan.

Source :
http://eprints.uny.ac.id/20157/1/SKRIPSI%20OKTARIA%20K.W_10209244009.pdf

Tayub atau Tayuban

Diposkan oleh On 12:41 AM

Tayub adalah Tarian Rakyat yang sudah ada sejak zaman Wali Songo. Tayub ini oleh Sunan Kalijaga dimaknai Toyyib artinya Kebaikan. Jangan sampai budaya tayuban akan luntur dari nilai-nilai syareat yang benar. Ini adalah salah satu cara Sunan Kalijaga menyebarkan agam Islam melalui kebudayaan-kebudayaan yang sudah ada. Dengan demikian langkah yang ditempuh ini lebih mudah diterima oleh semua lapisan masyarakat. Pada umumnya tayub adalah tarian yang dilakukan oleh beberapa orang secara berbaris kemudian penonton boleh ikut menari namun harus menari dengan tertib.

Dibawah ini ada beberapa tayun yang kita kenal di Jawa Tengah yang akan kita kupas satu demi satu dari berbagai sumber.

TAYUB PATI

Tari Rakyat : Tayub atau Tayuban
Tayub Di pati sama saja dengan tayub di Daerah lainnya. Hanya saja keberadaanya hanya dilakukan didaerah tertentu. Biasanya dilakukan masyarakat yang berada di wilayah Pati bagian selatan. 
Biasanya untuk Tayub di Pati biasa dipakai untuk memeriahkan acara pernikahan, khitanan, dan tasyakuran. Namun demikian keberadaan Tayub di daerah pati secara keseluruhan sudah mulai diganti dengan musik modern. Namun untuk ritual sedekah bumi maupun sedekah laut biasanya masih menggunakan tari tayub ini.
Dipati juga dikenal tledhek atau joget yang akan menari berpasangan dengan penari laki-laki yang kebagian sampur atau selendang. Kemudian menari diiringi dengan Alunan Musik Tradisional Gamelan. Dalam pementasannya kebanyakan dengan menggunakan panggung. Dan dibelakang panggung terjajar alat musik gamelan beserta Waranggono.
Di Daerah Pati, Jika para tamu undangan ingin menjadi Penari Pria (Penayub) mereka harus mendaftar terlebih dahulu kepada para orang yang bertugas mencatati daftar Penayub, kemudian menyerahkannya catatannya kepada Pranataacara (Pembawa Acara) yang kemudian Pranata Acara tersebut memanggil Para Penayub yang sudah terdaftar untuk menari diatas Panggung. Tujuannya agar tidak saling mendahului. Hal ini dimaksudkan agar pergelaran tayub bisa berjalan dengan tertib.
Dalam pelaksanannya Tayub di Pati ini, penari wanita (ledhek) ini di kelilingi depan belakang oleh Penari pria (penayub) dalam pementasannya, contohnya : apabila ada 5 orang ledhek dalam pagelaran tersebut, berarti jumlah Penari Prianya (penayub) ada 10, yang berhadapan dengan Ledheknya 5 penayub sedangkan yang dibelakangi Ledheknya 5 penayub. Kemudian setiap setengah pagelaran para penari prianya memutari penari wanita melingkar 180 derajat. dan penari wanitanya kemudian berpindah hadapan 180 derajat juga, sehingga penari pria dan wanita yang sebelum memutar tadi berhadap-hadapan dan setelah memutar menjadi berhadap-hadapan kembali. Tari Lengger dan Tayub itu hampir sama. Perbedaanya adalah terletak pada penari Laki-laki. Kalau Tari lengger Menggunakan Topeng, namun untuk Tayub tidak menggunakan Topeng.
Tembang serta irama  Tayub di Pati lebih cokekan (musiknya lebih keras) dibandingkan dengan daerah-daerah lain. Tembang-tembang yang dibawakan dalam pementasan Tayub di Pati sekarang ini juga mulai mengikuti permintaan pasar, dalam artian lagu-lagunya tidak melulu tembang-tembang Jawa dan mulai merambah ke lagu-lagu pop yang sedang populer.
Namun minat para generasi muda terhadap Kesenian Tayub ini semakin menurun, sehingga Kesenian Tayub ini lama-kelamaan dapat termakan zaman. Oleh karena itu re-generasi atau pengenalan generasi muda terhadap kesenian Tayub ini sangat diperlukan agar Kesenian Tayub ini tetap ada. Dalam hal ini peran pemerintah serta masyarakat sangat diperlukan, untuk saling bekerja sama melestarikan kesenian Tayub ini. Sehingga membuat Kesenian Tayub ini tidak akan pernah Mati dan tetap Lestari

TAYUB SRAGEN

Kesenian tayub memang sudah tidak asing, terlebih bagi warga di daerah Sragen dan sekitarnya. Tayub adalah seni pertunjukan yang dianggap sebagai kesenian rakyat yang muncul pertama kali pada jaman Kerajaan Singosari. Pertunjukan tayub saat ini biasa dilaksanakan warga untuk memeriahkan acara sunatan dan pernikahan. Biasanya tarian ini dilakukan lesehan atau bisa diatas panggung. Dengan didiringi Alat Musik Tradisional Gamelan.


Tayub awalnya merupakan ungkapan kegembiraan untuk menyambut kedatangan tamu dan merupakan bagian dari pesta rakyat yang telah membudaya. Kesenian ini berupa pertunjukan yang berbentuk tari berpasangan antara tledhek atau joged dengan penari lelaki sebagai penayub. Hal ini bisa dilakukan secara bersama-sama, namun tetap berpasangan. Misalnya ada 10 penari tledek dan 10 penari laki-laki. 

Penari Tayub biasanya mengawali pentas dengan membawakan Tari Gambir Anom, sebuah tarian klasik dengan gaya lemah lembut. Setelah itu, mereka menarikan irama-irama yang sedikit rancak. Yang unik dari tarian ini adalah ikut sertanya para penonton atau tamu untuk menari bersama dengan penari Tayub. Tamu yang dipandang terhormat biasanya akan didaulat ikut menari dengan ditandai dikalungkannya sebuah sampur atau sejenis selendang yang panjangnya kurang lebih 2 meter.
Tentang istilah tayub sendiri ada beberapa pendapat. RT. Suparno Hadipura, S.Pd salah seorang pemerhati kesenian Tayub di Kecamatan Jenar Sragen, menyebutkan “Tayub” berasal dari kata ”Toto lan Guyub” (ditata biar kompak) tatanan sing guyub, yang maknanya tingkah dan gerak harus kompak lahir batin. Kompak antara penari, waranggana dengan penari pria dan penabuh gamelan.
Suparno menyebut tayub merupakan salah satu kesenian yang adiluhung. Kesenian Tayub, mengandung filosofi atau pitutur yang tinggi, dalam bahasa Jawa kesenian Tayub mengandung makna ”sapa kang duwe gegayuhan lamun bisa nyingkirake ing panggoda utowo pepalang bakal bisa kasembadan ing sedya”. Arti dalam Bahasa Indonesia, Siapa yang mempunyai cita-cita, harus bisa tahan terhadap segala godaan. Godaan disini dilambangkan dengan penari utama yang disebut Tledek dan penari pengiring yang berada dibelakang tledek yang disebut, Panglareh. Sementara simbol yang mengajak kepada kebaikan di perankan oleh Pangarih. Pangarih merupakan penari pengiring yang berada di belakang Panglaras atau orang yang medapatkan sampur. Penari Tledek dan Panglaras akan menari berhadap-hadapan. Tledek dan Panglareh akan menggoda Panlaras. Sementara, Pangarih berperan untuk mengajak Panglaras agar tidak terpengaruh godaan dan mengajak kepada kebaikan.
Sejarah Kesenian Tayub
Tayub mulai dikenal sejak jaman Kerajaan Singosari. Pertama kali digelar pada waktu Jumenengan Prabu Tunggul Ametung. Kemudian Tayub berkembang ke Kerajaan Kediri dan Mojopait. Pada Jaman Kerajaan Demak, kesenian Tayub jarang dipentaskan. Pada waktu Jaman Kerajaan Demak, kesenian Tayub hanya dapat dijumpai di daerah pedesaan-pedesan yang jauh dari pusat kota kerajaan.
Seiring berjalannya waktu, sejak berdirinya kerajaan Pajang dan Mataram, kesenian ini mulai digali kembali. Malahan pada waktu itu Tayub dijadikan Tarian Beksan di Keraton yang digelar hanya pada waktu acara-acara khusus. Namun disayangkan, penjajah Belanda memasukkan unsur negatif yang dikenal dengan 3C, Cium, Ciu dan Colek. ”Dalam tarian tersebut dimasukkan minuman keras, tujuannya agar mengacaukan rasa persatuan. Dengan mabuk, orang kemudian bisa gampang tersinggung, bertengkar, dan sebagainya. Sejak saat itulah penilaian terhadap tayub menjadi negatif,” katanya.
Orang bisa berpandangan positif dan juga bisa berpandangan negatif terhadap Tari Tayub. Pengruh negatif ini berawal dari penjajah belanda terus terpelihara hingga pemerintahan dipegang oleh Sunan Pakubuwono III. Sewaktu pemerintahan dipegang oleh Sunan Pakubuwono ke IV, beliau tidak berkenan dengan adanya pengaruh negatif tersebut. Akhirnya Tayub ditetapkan sebagai tari Pasrawungan di masyarakat. Selanjutnya kesenian tayub mengalami perkembangan di daerah Sragen, Wonogiri dan Purwodadi. Di daerah Sragen sendiri, kesenian Tayub banyak berkembang di Kecamatan Jenar, Gesi, Sukodono, Mondokan dan Ngrampal.
Citra kesenian tayub pada waktu itu, diperburuk ulah para penari pria atau penonton. Dulu, para penari ini biasa memberi sawer dengan cara memasukkannya ke kemben atau kain penutup dada. Dengan demikian muncul kesan bahwa penayub itu ”murahan”. Tetapi, di era sekarang hal semacam itu sudah amat jarang terjadi.
Menepis Kesan Miring atau dipandang dengan sebelah mata
Kebiasaan negatif 3C (Cium, Ciu, Colek) pada tayub tidak pernah ada,” ungkap Suparno.
Pakaian yang dikenakan para penari pun seiring perjalanan waktu, juga mengalami pergeseran. Kalau dulu pakaian yang dikenakan penari, biasanya hanya mengenakan kemben sebatas dada. Saat ini tampak lebih sopan. Pakaian yang dikenakan tidak ubahnya seperti pakaian wanita adat Jawa kebanyakan.
Tolak Image Negatif
Image negatif yang melekat pada para penari tayub ini ditepis oleh para penari tayub. Menurut Juniati (27), salah seorang penari Tayub asal Jenar, dilihat dari pakaiannya saja penari tayub jauh lebih sopan dibandingkan penyanyi dangdut atau campur sari. Pakaian penari tayub sekarang sudah jauh berbeda dengan penari tayub dijaman dulu. Sementara para penyanyi dangdut ataupun penyanyi campursari yang sering kali tampil di televisi, kadang masih mengenakan pakaian yang seksi. Para penari Tayub pun juga tidak rela bila penari dikonotasikan negatif. ”Tayub sekarang sudah berbeda dengan tayub jaman penjajah dulu, sekarang sudah tak ada kebiasaan-kebiasaan yang negatif seperti pada jaman dulu,” tegas Juniati.
Tak Kian Redup
Meski berkembang dalam lingkungan musik modern, popularitas Tayub tidak kian redup. Kesenian ini masih banyak dijumpai pada acara-acara hajatan di beberapa desa di wilayah Kabupaten Sragen. Tantangan yang kini dihadapi tidak ringan. Perkembangan musik-musik modern dikawatirkan akan dapat menenggelamkankan kesenian Tayub, bila tidak diuri-uri sedini mungkin. Namun, menurut Suparno, di Kabupaten Sragen ada seniman-seniwati yang masih masih peduli terhadap kesenian ini. ” Saya sendiri dan beberapa rekan seprofesi telah beberapa kali menciptakan syair-syair gendhing pengiring tarian tayub, tujuannya adalah agar kasenian ini tetap lestari” terang Suparno. Salah satu upaya untuk melestarikan kesenian tayub, pada acara-acara resmi di kantor kecamatan, tak jarang kesenian tayub tersebut di pentaskan.
Regenerasi tidak mati
Regenerasi penari Tayub di Kabupaten Sragen sendiri telah berjalan dengan cukup baik. Hal ini terbukti dengan banyaknya penari yang mayoritas berusia muda antara 20 hingga 30 tahunan. Biasanya mereka memiliki paras yang cantik dan berbadan bagus. ”Penari yang usianya telah menginjak paroh baya, biasanya mewariskan kesenian ini pada anak ataupun kerabatnya, jadi saya kira tidak perlu dikawatirkan bila regenerasi kesenian ini akan mati” jelasnya. Meskipun kesenian ini tidak bisa dijadikan tumpuan hidup, ternyata perkembangan kesenian ini tidak mati. ”Karena biasanya Tayub dipentaskan pada malam hari, sehingga pada siang hari para group kesenian ini bisa mencari penghasilan lain, biasanya mereka adalah petani, tukang atau wirausawan yang mempunyai usaha kecil dan menengah lainnya” terang Suparno. (Hart – Humas)
source :
Kegiatan saya saat mengikuti Loka karya di Pati
http://www.sragenkab.go.id/berita/berita.php?id=6962. Akses: 29 Oktober 2015, Pukul 20:22

Tari Lengger

Diposkan oleh On 8:29 AM

Tari Lengger yang termasuk kategori Tari Rakyat ini tentunya memiliki filosofi tersendiri. Lengger artinya tledhek laki-laki. Tarian ini sudah semi tarian tradisional, yang sudah sangat lama dikenal di tanah jawa tengah. Namun masih dalam kategori Tarian Rakyat. Lengger sendiri berasal dari kata eling dan ngger. Eling itu artinya mengingat. Kemudian Ngger itu adalah cara menyapa orang tua kepada yang lebih muda. Makanya tarian lengger ini memberikan nasehat dan pesan kepada setiap orang untuk dapat bersikap mengajak dan membela kebenaran dan menyingkirkan kejelekan. Tarian ini juga memiliki tujuan katarsis alias penyucian jiwa. 
Tarian Rakyat ini memang sudah dirintis di Dusun Giyanti oleh tokoh kesenian dari desa Kecis, Kecamatan Selomerto, yaitu Bapa Gondowinangun antara tahun 1910. Selanjutnya antara tahun 60-an. Tarian ini dikembangkan oleh Ki Hadi Soewarno. Tari Rakyat ini sudah selayaknya di lestariakan sampai sekarang. Walaupun sudah banyak bermunculan Tari Tradisional dan Tari Kreasi Baru, Namun pelestarian Tari Rakyat tetap harus dipertahankan.

Bagaimana Cara Memperagakan Tari Lengger

Tari Lengger ini biasanya tidak lepas dari penutup wajah yang dinamakan Topeng. Tarian dengan asesoris topeng ini biasannya dipentaskan oleh dua orang, laki-laki dan perempuan, laki-laki memakai topeng dan perempuan mengenakan baju tradisional bahkan mereka biasa menggunakan baju kerakyatan yang masih sangat sederhana.
Tarian ini terdiri dari beberapa babak. Durasi menari biasanya memakan waktu sekitar 10 menit dalam setiap babak. Saat ini sudah mengalami perkembangan mengenai iringan tari lengger ini. Walaupun masuk dalam kategori Tari Rakyat, namun Tarian saat ini tarian inibiasanya diiringi alunan musik gambangsaronkendanggong, dan lainnya atau dengan Seperangkat Gamelan.
Penari perempuan didandani seperti putri keraton jawa zaman dahulu dengan menggunakan kemben dan selendang. Penari laki-laki tampil menggunakan topeng. Tari Lengger ini oleh orang sekarang dinamai Tari Topeng Lengger atau Tayub Topeng. 
Bedanya antara Tayub Topeng (Lengger) dengan Tayub. Perbedaanya terletak pada penarinya. Untuk Tari Tayub, Penari perempuannya biasanya perawan, namun untuk Tari lengger bisa perempuan bisa laki-laki. Namun seiring perkembangan zaman, kaidah itu sudah mulai berubah.

Sejarah Tari Lengger

Tari lengger berasal dari Kerajaan Kediri. Putri dari Raja Brawijaya yang bernama Dewi Sekartaji kabur dari rumah karena akan dijodohkan dengan Prabu Klono dari kerajaan Sebrang. Karena Dewi Hilang alias minggat maka Rajapun mengadakan sayembara. Barang siapa berhasil membawa pulang Putri jika wanita dijadikan saudara dan jika lelaki akan dijadikan suaminya.

Mendengar pengumuman sayembara tersebut, pangeran - pangeran dari kerajaan di penjuru nusantara ikut kompetisi tersebut. Dari sekian pangeran yang putus asa mencari keberadaan Dewi Sekartadji ternyata masih menyisakan dua pangeran sebagai kompetitor handal yaitu Raden Panji Asmara Bangun yang menyamar sebagai Joko Kembang Kuning dari kerajaan Jenggala dan Prabu Klono sendiri.

Untuk menyembunyikan identitasnya, Joko Kembang Kuning dan pengawalnya menyamar sebagai penari keliling yang berpindah - pindah dari satu desa ke desa lain demi mendapatkan informasi keberadaan dewi Sekartadji. Mereka memainkan peranya sebagai lelaki yang memakai topeng wanita dan diiringi musik ala kadarnya. Ternyata tiap pementasanya mendapat sambutan yang meriah dan akhirnya dinamai Lengger dari kata Ledek (penari) dan geger (gempar/ramai).

Karena mendengar kehebohan tari Lengger akhirnya Dewi Sekartaji keluar dari persembunyianya dan menonton penari - penari Lengger yang sebenarnya adalah Joko Kembang Kuning. Tapi Prabu Klono juga mengetahui keberadaan Sang Putri dan mengutus kakaknya , Retno Tenggaron beserta prajurit - prajurit wanitanya untuk melamar Dewi Sekartaji. Tentu lamaran ditolak. 

Singkat cerita Joko Kembang Kuning dan Dewi sekartaji pun menikah. Namun Prabu Klono tidak terima dan mengajak berkelahi si Joko Kembang kuning. Tentu saja dimenangkan Joko Kembang Kuning. dan pernikahan mereka berlangsung meriah dengan hiburan Tari Lengger

Tari lengger semakin lama semakin berdampak negatif, akhirnya Sunan Kalijaga yang saat itu menyebarkan agama Islam berhasil memutarbalikanya. Beliau berhasil merubah tari Lengger sebagai ajang penyebaran agama islam. Yang semula Lengger dimaknai Penari yang membuat gempar, berubah oleh Sunan Kalijaga menjadi Eling yo Ngger (Ingatlah wahai Anak cucuku, baik laik-laki maupun perempuan).Saat ada penonton yang mendekati si penari , dan mulai horny , Sunan kalijaga yang menyamar menjadi penari wanita akan membuka topengnya. 


Tari Lengger
Tari Lengger

Tayub Topeng

Tari Lengger
Tari Topeng Lengger

Source Picture
http://hensamw.blogspot.co.id/2011/05/tari-lengger-membangkitkan-syahwat.html
http://nyong-wonosobo.blogspot.co.id/2013/06/tari-lengger-tari-topeng.html
http://www.wisatadieng.com/atraksi-wisata-dieng/tari-topeng-lengger/



Tari Rakyat

Diposkan oleh On 7:38 AM

Berdasarkan pembagian tari memang terbagi menjadi Tari Rakyat, Tari Klasik (Tradisional) kemudian tari modern atau Kreasi baru. Namun untuk kali ini kita akan bahas mengenai tari Rakyat. Tari rakyat adalah Seni Tari yang hidup dan berkembang pada masyarakat tertentu sejak jaman primitif sampai sekarang. Tari Rakyat tidak pernah mengalami perubahan yang signifikan. Tari rakyat ini gerakannya cenderung diulang-ulang alias sedikit variasi dari jaman primitif sampai sekarang. Hanya saja sekarang ini tari rakyat tidak hanya menggunakan iringan musik yang sederhana seperti dulu, namun sekarang sudah menggunakan alat musik Gamelan.

Tari Rakyat terkesan masih lugu, masih sangat sederhana. Tari rakyat biasanya jarang diketahui penciptanya. Walaupun tari rakyat ini sederhana, namun masih tetap memperhatikan unsur-unsur tari. Tari rakyat ini terkadang tidak memiliki gerakan yang baku dan sudah paten. Artinya jika tari tersebut diperagakan terkadang gerakannya berubah-ubah. Yang terpenting adalah gerak yang bermakna.

Tari Rakyat
Seni tari sebagai wujud ekspresi penari dengan gerakan yang simple yang digunakan untuk kegiatan ritual keagamaan dan upaya magis untuk tujuan tertentu. Tari ini biasanya memiliki kekuatan magis yang orang awam tidak bisa mendeteksinya.

Ciri-ciri tari rakyat

  • Sederhana ( pakaian,rias,gerak dan ringan )
  • Tidak mengindahkan norma-norma keindahan
  • Memiliki kekuatan magis

Contoh tari rakyat :

LenggerTayubOrek-OrekJogetKubrasiwaBuncisNdulalakSintrenAnggukRodat.

Source Picture From Google Search

Unsur - Unsur Teater

Diposkan oleh On 1:50 AM

Unsur teater menjadi sangat penting, karena belum dikatakan teater jika belum memenuhi kriteria atau belum memenuhi unsur-unsur teater berikut yang akan diulas dalam artikel Unsur-Unsur Teater. Dalam Unsur-Unsur teater ini tentunya akan saling mendukung atau saling melengkapi antara unsur satu dengan unsur yang lainnya. Jika kita mengetahui bahwa pengertian Seni Tari juga meliputi segala unsur-unsur-unsur tadi, maka yang seharusnya kita lakukan adalah jangan sampai kita mengurangi unsur yang telah ada. Kalau perlu, lebih baik menambah dengan apapun yang sekiranya mendukung kesuksesan pementasan teater yang diinginkan. Orang akan menjadi faham atas apa yang telah diperankan. Orang menjadi mengerti pesan yang disampaikan melalui pementasan teater.

Beriku ini adalah unsur teater yang kita maksud:

UNSUR INTERNAL

Aktor
Aktor merupakan penunjang utama dalam teater. Dan aktor juga menghasilkan beberapa unsur diantaranya, unsur gerak dan suara.

Naskah
Naskah atau bisa disebut lakon dalam teater juga merupakan penunjang yang melahirkan berbagai unsur-unsur yang ada yaitu, aktor, pentas, sutradara, dan kostum.

Pentas
Pentas merupakan salah satu unsur yang menghadirkan keestetikan sebuah pertunjukan, karena pentas merupakan juga menghadirkan unsur penunjang yang di dalamnya ada property, tata lampu, dan alat-alat yang lain yang berkenaan dengan pentas.

Sutradara
Sutradara merupakan unsur yang mengarahkan semua unsur dalam sebuah seni pertunjukan. Mengarahkan seorang aktor, membedah naskah, melahirkan ide-ide tentang pentas yang mau digunakan.

Kostum
Kostum adalah unsur penunjang yang membuat seorang aktor bisa kelihatan membawan wataknya yang bagaimana.

Unsur internal tersebut menyangkut bagaimana didalam pemintasan tersebut, karena bisa dikatakan unsur internal merupakan hatinya teater, bila tidak ada unsur internal tidak akan tercipta suatu pemintasan. Tetapi perlu perlu diketahui pula unsur internal tidak akan bisa berjalan tanpa unsur eksternal.

UNSUR EKSTERNAL

Unsur Eksternal Teater Unsur eksternal yaitu mengurus segala yang berkenaan dengan di luar pemintasan. Yaitu staf produksi, karena staf produksilah yang melakukan segala perlengkapan yang menyangkut pemintasan.

Staf Produksi
Staf produksi menyangkut manager tingkat produser atau pimpinan produksi sampai segala bagian dibwahnya (Tjokroatmojo dkk ). Adapun tugas masing-masing Produser/ pimpinan produksi adalah mengurus produksi secara keseluruhan dan menetapkan personal (petugas), angran biaya, program kerja fasilitas dan sebagainya.

Direktor/ sutradara
Direktor atau yang sering kita kenal dengan sutradara memiliki peran sebagai pembawa naskah, koordinator pelaksanaan pementasan, menyiapkan aktor.

Stage manager
Stage manager bertugas Pemimpin panggung dan membantu sutradara.

Desainer
Menyiapkan aspek-aspek visual seperti Setting (tempat, suasana), Property (perlengkapan pentas), lighting (tata lampu), Costume (tata busana), Sound (pengeras suara)

Crew
Crew dalam hal ini akan memperlancar jalannya pementasan. Maka tugas para crew adalah mengurusi bagian pentas, bagian tata lampu, bagian perlengkapan, bagian tata suara musik, 

Sutradara dan Asistenya
Seorang sutradara memilih naskah, memilih aktor, melatihnya, dan lain sebagainya. Asisten sutradara (astra) Membantu segala sesuatu yang dibutuhkan oleh seorang sutradara seperti make up (menghias aktor). Lighting  (mengatur tata cahaya pentas), Property (menyiapkan segala properti yang dibutuhkan), Dan lain sebagainya (tergantung kebutuhan produksi).

Unsur - Unsur Teater


Seni Teater

Diposkan oleh On 1:16 AM

Seni Teater adalah cabang dari 4 cabang seni. Seni teater memiliki arti atau pengertian secara khusus. JIka orang menanyakan apa pengertian seni teater? maka disini and abisa menemukan jawabannya. Teater berasal dari kata Yunani, “theatron”  (bahasa Inggris, Seeing Place)  yang artinya tempat atau gedung  pertunjukan. Gedung pertunjukan dalam hal ini ada panggung didalam gedung yang kemudian didepan panggung ada sejumlah kursi untuk penonton. Dalam sebuah Pengertian teater ini akan tersusun Unsur-Unsur Teater yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Kemudian dalam perkembangannya, dalam pengertian yang lebih luas kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di depan orang banyak atau dipertontonkan pada khalayak ramai yang berupa rangkaian cerita yang tersusun secara sistematik yang diperagakan oleh para pemain atau aktor. Teater dipandang sebagai pertunjukan penokohan atas cerita yang digelar. Teater lebih menitik beratkan pada alur cerita tokoh-tokoh yang diperankan. Kalau boleh kita tarik kesimpulan bahwa teater adalah pertunjukan cerita melalui tokoh-tokoh yang diperankan. Contoh teater yang biasa kita temui dalam lingkungan kita misalnya ketoprak, ludruk, wayang, wayang wong, wayang golek, wayang suket, wayang kulit, sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, akrobat, lenong, opera dan lain sebagainya. 

Teater dapat dikatakan sebagai manifestasi dari aktivitas naluriah, seperti misalnya, anak-anak bermain sebagai ayah dan ibu, bermain perang-perangan, dan lain sebagainya. Kalau dalam istilah pewayangan, urutan dalam memerankan teater meliputi Jejer, atau bisa kita sebut pertemuan disebuah istana, rumah atau di tempat tertentu sebagai pijakan pertama dalam memerankan tokoh-tokoh. 


Kemudian paseban Jawi. Artinya paseban jawi disini adalah sebuah situasi yang berbeda dengan jejer yang pertama, namun masih dalam lingkungan sekitar istana pada saat jejer pertama. Kemudian Jejer kedua. Dalam Jejer kedua ini dihadapkan pada poenokohan yang menjadi versus atau lawan yang akan bertemu dengan Jejer pertama. Dilanjutkan perang gagal. Dalam hal ini perang gagal berisi tentang konflik yang dihadapi oleh jejer yang pertama dan kedua. 

Selain definisi tersebut diatas, teater merupakan manifestasi pembentukan strata sosial kemanusiaan yang berhubungan dengan masalah ritual. Misalnya, upacara adat, ritual kerajaan, upacara kenegaraan, dan lain lain yang kesemuanya memiliki unsur-unsur teatrikal dan bermakna filosofis. 

Berdasarkan paparan di atas, kemungkinan perluasan definisi teater itu bisa terjadi. Tetapi batasan tentang teater dapat dilihat dari sudut pandang sebagai berikut: “tidak ada teater tanpa aktor, baik berwujud riil manusia maupun boneka, terungkap di layar maupun pertunjukan langsung yang dihadiri penonton, serta laku di dalamnya merupakan realitas fiktif”, (Harymawan, 1993). 

Seni TeaterDengan demikian Arti Teater adalah pertunjukan lakon yang dimainkan di atas pentas dan disaksikan oleh penonton. Seni Teater adalah Karya yang bermutu yang diciptakan dengan kemampuan yang luar biasa yang diwujudkan dengan pertunjukan lakon yang dimainkan sesuai penokohan yang dilakonkan yang dipertunjukkan diatas pentas yang disaksikan oleh para penonton.

Teater atau Drama?

Teater adalah istilah lain dari drama, Orang lebih mengenal drama dibanding dengan teater. Jika teater adalah penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti) maka drama adalah cenderung pada penyajian penokohan (bermain Peran).

Seni TeaterProses penjadian drama ke teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Tujuan Teater diharapkan menciptakan suasana takjub dalam setiap tokoh yang diperankan. Teater memiliki tujuan KATARSIS atau penyucian jiwa. Yang dimaksud penyucian jiwa adalah dari tampilan teater yang diperankan maka ada nilai-nilai positif yang bisa dijadikan pelajaran bagi si penonton.

Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama

Teater dalam arti sempit dan Luas

Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Teeater dalam arti sempit adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehiudpan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis yang diatur oleh sutradara).
Dalam arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.

Kesimpulan Pengertian Teater

  • Secara etimologis : Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium.
  • Dalam arti luas : Teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak.
  • Dalam arti sempit : Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dsb.