Kategori

Alat Musik Gamelan

Diposkan oleh On 1:00 AM

Gamelan adalah sebuah kumpulan alat musik tradisional yang terdiri dari colotomik, balungan, penerusan, instrumen tak memiliki nada (unpitched). Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya atau alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. 


Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul atau menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. (wikipedia.org)

Untuk nada gamelan yang digunakan adalah Tangga Nada Pentatonis Pelog dan Slendro. Pelog dengan susunan nada 1,2,3,4,5,6,7 sedangkan slendro dengan susunan nada 1, 2, 3, 5, 6. Tangga nada seperti itulah yang digunakan dalam musik tradisional gamelan. 

Berikut ini Macam-macam Alat Musik Gamelan Kategori Colotomik

Pengertian instrumen colotomic adalah istilah yang lazim digunakan oleh para sarjana Barat untuk menyebut instrumen struktural. Sementara itu, istilah instrumen struktural adalah istilah yang diajukan oleh Rahayu Supanggah ketika ia membuat klasifikasi fungsional berbagai instrumen gamêlanAda kelompok instrumen yang digolongkan ke dalam instrumen balungan, ada kelompok instrumen garap, dan terakhir adalah instrumen struktural. Instrumen balungan adalah instrumen-instrumen yang permainannya sangat dekat dengan lagu balungan gêndhing, seperti instrumen sarong barung, dêmung, saron pênêrus, slênthêm, dan bonang  pênêmbung. Sedangkan instrumen struktural adalah instrumen yang fungsinya membangun jalinan permainan dengan membentuk struktur berdasarkan dan menentukan bentuk gêndhing. Yang termasuk kategori instrumen ini adalah kêthuk, kêmpyang, êngkuk, kêmong, kênong, kêmpul, gong, kêcèr, kêmanak, dan kêndhang. (http://bsunarto.blogspot.co.id/)

Colotomik (Gong, Kenong, Kempul, Ketuk, Kempyang)

GONG dan KEMPUL

Alat Musik Gamelan
Gong Adalah alat musik pukul yang sumber bunyinya berasal dari gong itu sendiri. Alat pukul gong berasal dari kayu dengan kepala pukul menggunakan bahan yang lunak seperti gulungan kain. Gong ini terbuat dari berbagai macam bahan. Ada yang berbahan dari kuningan, ada yang dari tembaga dan ada pula yang berbahan dari plat besi yang dibentuk gong. Gong ini akan berfungsi sebagai pemimpin tempo dalam musik tradisional ini. Gong yang akan menjadi panduan setiap ketukan temponya. Apa fungsi gong? Gong memiliki fungsi sebagai penanda akhir setiap akhir ketukannya. Bunyinya bersuara "Gooooonggggggg". Itulah sebabnya alat musik tradisional ini dinamakan gong. (picture: http://www.seasite.niu.edu)

Perangkat gong ini cuma satu, menurut gambar diatas biasanya yang berukuran paling besar. Gambar diatas ada beberapa gong yang ukurannya berbeda, yang kurang lebih berjumlah 8 / 10 gong kecil. Yang kesemuanya dinamakan KEMPUL. Kempul ini memiliki berbagai ukuran yang setiap ukurannya memiliki Nada yang berbeda. Jika akhiran lagunya bernada ji artinya nada 1 (satu) maka menggunakan gong kempul akhiran Ji atau satu. Jika nada akhiran dalm ketukannya ro artinya nada 2 (dua) maka paki gong kempul dengan Nada 2 atau ro. 

KENONG

Alat Musik Gamelan
Kenong adalah alat musik tradional yang cara membunyikannya dengan cara dipukul. Alat pukul yang digunakan terbuat dari kayu, baik tangkainya maupun kepalanya. Bunyi yang dihasilkan bersuara " Tung" Tebal. Kenong ini juga bisa dipakai sebagai pengatur tempo atas lagu yang dinyanyikan oleh Waranggana atau Sinden. Alat musik ini terbuat dari kuningan, bisa juga terbuat dari tembaga dan ada pula yang terbuat dari plat besi.




KETUK DAN KEMPYANG

Alat Musik Gamelan
Alat musik tradisional gamelan dengan tangga nada pelog dan salendro, ketuk adalah salah satu watitra atau suatu jenis (alat musik) yang berfungsi untuk menuntun keajegan irama lagu yang tengah dimainkan oleh para penabuh (yogo). Ketuk ini biasa dipukul dengan alat yang agak lunak pula namun keras. Kalau kita mengenal musik tradisional gamelan Cirebon, waditra tersebut disebut dengan tutukan. Mengenai bentuknya mirip seperti bonang dan biasanya bersanding dengan kemyang (oleh orang Sunda maupun Pati) atau kebluk (Cirebon). Anda bisa melihat gambar disamping, yang kecil ketuk dan yang besar namanya kempyang. Nada ketuk atau tutukan adalah barang (istilah dalam gamelan Sunda), laras atau susul (istilah dalam gamelan Cirebon), dan nada kemyang atau kebluk adalah galimer atau sepuluh.

Didalam permainan musik tradisional gamelan, Ketuk dan Kempyang tersebut biasanya ditabuh secara bersahut-sahutan, yakni sekali ketuk dan sekali kemyang/kebluk, sehingga terdengar seperti suara tuk-bluk tuk-bluk. Akan tetapi, di dalam permainan gamelan Cirebon, terutama dalam irama yang lambat (dodoan) ketuk/tutukan kadang-kadang ditabuh dua kali dan kemyang/kebluk ditabuh sekali. Dan di masing masing daerah sudah memulai variasi pukul yang diinginkan. Bisa 1 kali ketuk satu kali kempyang bergantian, bisa ketuk 2 kali, kempyang 1 kali atau bahakan bisa sebaliknya. Selamat berkarya. (source:http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/ensiklo-det.php?id=55&lang=id). 

Berikut ini Macam-macam Alat Musik Gamelan Kategori (BALUNGAN) Penerus

Instrumen balungan adalah instrumen-instrumen yang permainannya sangat dekat dengan lagu balungan gêndhing, seperti instrumen sarong barung, dêmung, saron pênêrus, slênthêm, dan bonang  pênêmbung.

SARON BARUNG

Alat Musik Gamelan
Sarong barung termasuk alat musik masuk kategori balungan yang tentunya ini termasuk alat musik garap yang dikaitkan dengan gending yang akan dilantunkan. Saron barung di Laras Slendro. Anggota menengah kelompok saron. Metalofon dengan tujuh bar perunggu besar ditempatkan di atas bingkai kayu jati yang terukir cantik. Nada-nadanya tergantung panjang pendeknya metal dari perunggu dilobangi kemudian dimasukkan melalui lubang di bar dan tertanam dalam bingkai, (Jawa:dicubleske nong kayu penyanggane). Penyangga metal yang seperti emas batangan itu terbuat dari kayupada alat musik Saron Barung ini dihiasi dengan bunga yang termasuk Ragam Hias Geometris Ikal ditutupi cat berwarna emas. Panjang Saron Barung kurang lebih 87,4 cm. Alat pemukul atau alat tabuh Saron Barung berupa kayu berbentuk oval dengan pegangan panjang.

SLENTHEM


Alat Musik Gamelan
Slenthem adalah alat musik tradisional slenthem ini biasanya dimainkan untuk menentukan melodi dasar dalam musik tradisional Jawa, alat musik tradisional jawa ini dikategorikan sebagai balungan. Slenthem ini satu oktaf di bawah demung, Slenthem ini termasuk memiliki nada terendah dari instrumen melodi dasar dalam musik tradisional jawa. Karena bar (berbentuk emas batangan bermotif) yang ukurannya relatif lebih besar dan lebar sedikit tipis yang dimainkan dengan palu lembut dan beresonansi. Dibawah bar terdapat tabung berongga, nada slenthem halus dan lembut. 

Meskipun suara nyaringnya kurang dari pada instrumen melodi dasar lainnya seperti saron barung dan saron demung, slenthem memiliki peran sentral dalam mendukung melodi. Dan ini menjadi pusat penentuan melodi. 

Cara memainkanya biasanya seorang pemain duduk di sisi dengan bar naik dari kiri ke kanan. Bar dipukul dengan ujung berlapis dari palu. Tangan bebas mengimbangi dengan cara memegang bar berupa metal perunggu atau kuningan itu agar suaranya lebih lembut. Cara Menabuh Slenthem adalah dengan menggunakan palu, namun palunya dilingkari dengan bahan lunak seperti kain dan lain-lain.

BONANG PANEMBUNG


Alat Musik Gamelan
Bonang Panembung termasuk memiliki Tangga Nada Pelog. Alat musik tradisional ini termasuk kelompok bonang. Ada empat belas pot perunggu dalam dua baris yang bentuknya seperti kue bolu. bonang bonang ini diletakkan dalam kotak persegi pada persegi panjang dengan bingkai kayu jati, yang diletakkan pada dua helai tali (Tali Tampar) Tali tampar berbentuk ulir yang dikencangkan dengan melalui lobang kecil ke dalam bingkai. Bingkai dihiasi dengan bunga dan daun pola ditutupi dengan daun emas. Dua sayap dilepas pada setiap ujung berdiri diukir dalam bentuk dua naga (naga) dengan ekor terjalinnya di atas, tubuh melengkung, dan kepala beristirahat di bagian bawah sayap di kedua ujungnya ditutupi daun emas. 

Panjang (sayap ke sayap, tidak termasuk sayap) kurang lebih: 257 cm. Dengan diameter pot terbesar (di dasar): 22 cm. Dua palu (tabuh) dengan kabel merah dibungkus sangat dekat dengan salah satu ujung menciptakan, kenyal, bentuk oval lembut jika dipukul dengan bonangnya.

Bonang panembung secara tradisional dimainkan untuk memperkuat melodi dasar atau balungan dimainkan oleh saron dan sinyal gong. Cara memainkan bonang panembung dengan ditabuh lembut menggunakan ujung palu. Pemain dengan posisi duduk di sisi. (picture :http://orgs.usd.edu/nmm/)

KENDHANG Ciblon


Alat Musik Gamelan
Kendhang ciblon  adalah kendhang yang biasa dipakai dalam musik gamelan. Kulit yang dipakai untuk membran kendhang menggunakan kulit kerbau atau sapi. Untuk bodi kendhang menggunakan Kayu jati yang dilobangi, kanan dan kiri bodi ditutup menggunakan membran dari kulit kerbau tadi. kemudian antara membran yang satu dengan membran yang satunya dikaitkan dengan berbentuk silang. Ditengah ada setelannya berupa kayu kecil dua buah, tujuannya untuk mengencangkan atau mengendurkan suara membran. 

Untuk Bodi kendang kayu jati dihiasi dengan ukiran bunga dan pola daun ditutupi dengan daun emas. Panjang kendang sekitar 67 cm. Kendhang Ciblon ini akan menghasilkan berbagai nada dan volume yang sering digunakan untuk mengiringi tari Jawa dan juga digunakan dalam konser musik yang dikenal sebagai klenengan. Bermain gendang memiliki gaya tertentu, alat pengiring untuk tari Rakyat maupun tari tradisional ini sangat indah dengan Ragam hias geometris yang sangat rumit. Kendhang biasanya juga menjadi alat pokok dalam pergelaran wayang kulit. Namun, ciblon kendhang juga dapat digunakan untuk memainkan pola kendhang ageng. Cara memainkan Gendhang Ciblon yaitu dipukul dengan tangan dimainkan dengan menggunakan berbagai ketukan dan variasi tabuhan.

KENDHANG KETIPUNG


Selain kendang ciblon, dalam pergelaran musik tradisional juga menggunakan kendang Ketipung. Ada du jenis dalam satu set kendhang Ketipung. Ada yang berukuran kecil yang biasa diletakkan berdiri disamping kendang yang lebih besar, dengan suara "Tung". Untuk pemasangan membrannya sama seperti Kendhang ciblon. Kulit biasa dipakai adalah kulit kerbau, karena lebih kuat dan awet. Hiasan dan kayu bodinya sama seperti kendhang ciblon. Ukurannya yang besar membran besar sekitar 75 cm dan membran kecil sekitar 30 cm. Kendang ketipung yang kecil kepala kecil: 13,4 cm dan diameter besarnya 45 cm.

Kendhang Ketipung dapat dimainkan bersama-sama dengan ageng kendhang oleh pemain yang sama, pengaturan yang dikenal sebagai kendhang kalih, atau dapat dimainkan sendiri oleh satu orang menyertai pemain kendhang ageng. Dibandingkan dengan ciblon dan wayang, kendhang ini dimainkan dengan relatif sedikit gaya dan ketukan. Teknik memainkannya tetunya hampir sama dengan Kendhang Ciblon. (picture: http://orgs.usd.edu/nmm/Gamelan/9865/KendhangAgeng9865.html#9866)

Unsur-Unsur Keindahan Seni Tari

Diposkan oleh On 6:29 AM

Unsur-Unsur Keindahan Seni Tari itu ada empat, yaitu wiraga, wirama, wirasa dan wirupa. Keempat unsur keindahan itu yang nantinya akan kita jabarkan menjadi 8 unsur dalam seni tari. Berbicara unsur seni tari, maka akan berbicara tentang bagaimana dikatakan seni tari. Belum dikatakan seni tari jika ke-delapan unsur yang terangkum menjadi 4 (empat) unsur bisa dipenuhi semua.
Unsur-unsur keindahan tari yang harus dipenuhi dalam mewujudkan ekspresi seni tari secara utuh dan menyeluruh, tidak boleh ada yang ketinggalan satupun. Baiklah langsung kita singgung unsur keindahan tari atau seni tari. Banyak orang yang bertanya apa saja unsur-unsur tari, apa saja unsur-unsur seni tari dan bagaimana keterangannya. Oleh karena itu alangkah baiknya kalau kita jelaskan secara lebih rinci unsur-unsur seni tari. 

GERAK(WIRAGA)

Gerak merupakan unsur paling pokok dalam seni tari, Tanpa gerak tidak bisa dikatakan seni tari. bergerak merupakan bagian penting dalam seni tari. Gerak itu meliputi gerak tubuh dari kaki sampai kepala. Semua anggota tubuh yang bisa digerakkan maka itu bisa dikatakan gerakan tari, asalkan memiliki makna yang terkonsep. 

Gerak akan menjadi ciri khas perwatakan tokoh yang dimainkan. Gerak yang ditata untuk disesuaikan dengan karakter tokoh yang dibawakan penari yang nantinya akan mempertegas semua karakter tokoh yang dimainkan melalui gerak tari. 

Unsur-Unsur Keindahan Seni Tari
Dalam seni tari, irama akan sangat membantu penari atau dancer dalam mengatur gerak dan menguatkan gerak. Irama akan terbentuk dengan sendirinya oleh alat musik, dan irama yang disusun harus disesuaikan dengan karakter tokoh yang dibawakan oleh penari. Jangan sampai irama malah akan membuat tarian menjadi rancu yang disebabkan ketidak cocokan antara karakter perwatakan tokoh dengan irama pengiringnya. Gerak dalam sebuah tari dapat menjelaskan ekspresi perasaan, seperti marah, sedih, romantis, senang dan lain-lain sesuai karakter tokoh yang dibawakan.

IRAMA(WIRAMA)

Dalam seni tari atau pertunjukan seni tari baik tari rakyat, tari tradisional maupun tari modern atau tari kreasi baru, irama menjadi sangat penting karena dapat membantu penari dalam mengatur gerak dan menguatkan gerak yang dilakonkanya. Irama biasanya tercipta oleh alat musik dan irama yang disusun harus disesuaikan dengan karakter tokoh yang dibawakan oleh penari. Jika tidak cocok dengan karakter tokohnya maka tentunya akan menjadi kacau.

Alat istrumental menjadi pengiring wajib bagi seorang penari. Alat ini juga bisa berupa alat musik tradisional maupun alat musik modern yang disesuaikan dengan karakter tokohnya. 

PERASAAN (WIRASA)

Tidak asal bergerak, atau dengan kata lain tidak bergerak asal-asalan. Namun lebih pada penjiwaan setiap gerakan. Gerak dalam sebuah tarian harus dapat menjelaskan ekspresi perasaan yang diharapkan. Perasaan marah tidak hanya gerakanya yang keras namun ini akan menyangkut pula mimik wajah. Begitu pula suasana sedih, senang dan lain-lain akan disesuaikan dengan karakter tokoh yang dibawakan.

Yang perlu diingat bahwa hal ini akan menjadi luar biasa apabila diperkuat dengan unsur wirama yang mendorong seseorang masuk dalam situasi perasaan saat itu. Dengan lantunan musik lembut akan mendukung suasana sedih. Lantunan musik gembira akan membuat penikmat tarian menjadi larut terbawa oleh suasana.

WUJUD (WIRUPA)

Berbicara wirupa maka akan berbicara tentang wujud dan sesuatu yang memang bisa dinikmati dengan mata. Rupa bisa dikatakan sebagai tampilan tari. Dalam hal ini yang berhubungan dengan apa yang dilihat oleh penonton pada diri penari. Dengan kata lain, apa saja yang dipakai penyanyi dalam hal ini make up, kostum, asesoris dan lain sebagainya. Busana, asesoris, make up, 
harus dapat menjelaskan karakter tokoh yang dibawakan.Tampilan tersebut dapat diwujudkan melalui penataan busana dan tata rias penari.

Dari ke-empat unsur diatas akan saya jabarkan menjadi unsur dasar gerak seni tari yang mengandung beberapa unsur dasar lain seperti irama (ritme), iringan, tata busana dan tata rias, tempat serta tema. Yang tentunya akan mejadi pengetahuan yang terperinci. 

Gerak

Gerak dapat diungkapkan dengan bermacam-macam. Diantara berbagai macam gerak itu, salah satu diantaranya ada yang mengandung unsur keindahan (sedap dipandang mata), setiap gerakan memiliki makna.

Tetapi mengingat bahwa seni tari merupakan salah satu cabang kesenian yang juga merupakan salah satu hasil budi manusia, maka unsur dasar tari utama yang berwujud gerak itu, tidak semua gerak dapat dikatakan gerak tari. Gerak yang berfungsi sebagai materi gerak pokok tari hanyalah gerakan-gerakan dari bagian tubuh manusia yang telah diolah dari gerak keadaan wantah menjadi suatu bentuk gerak tertentu. Dalam istilah kesenian, gerak yang telah mengalami stilisasi atau distorsi. Yang memang direncanakan, diformat, dibentuk. Terkadang dibuat sederhana dan terkadang dibuat agak rumit.

Dari hasil pengolahan suatu gerakan atau gerak yang telah mengalami sitisasi atau distorsi inilah nanti lahir dua jenis gerak tari. Yang pertama gerak tari yang bersifat gerak murni dan yang kedua bersifat gerak maknawi.

Gerak murni adalah gerak tari dari hasil pengolahan gerak wantah yang dalam pengungkapannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian dari gerak tari tersebut. Disini yang dipertimbangkan adalah faktor nilai keindahan gerak tarinya saja. Misalnya gerak-gerak memutar tangan pada pergelangan tangan, beberapa gerak leher seperti pacak-jangga di Jawa, dan sebagainya.

Sedangkan yang dimaksud dengan gerak maknawi adalah gerak wantah yang telah diolah menjadi suatu gerak tari yang dalam pengungkapannya mengandung suatu pengertian atau maksud disamping keindahannya. Misalnya dalam tari angsa, kita dapat melihat gerak tari yang menggambarkan angsa yang sedang terbang atau menyelam. 

Jika disuatu daerah memiliki kebiasaan berburu misalnya, maka tercipta tari dengan busur dan anak panah sebagai asesoris yang kemudian menjelaskan seorang penari yang sedang melakukan perburuan.

Sebuah gerakan tari itu bisa dilakukan apa adanya namun bisa juga dengan penyederhanaan gerakan, artinya gerakannya harus disederhanakan agar tidak terkesan seperti pemain teater atau film. Gerakan tari lebih mengarah pada gerakan simbol-simbol. Suatu contoh untuk gerakan berburu, maka tidak perlu memasang busur panah sungguhan, namun cukup gerakan gemulai bahwa penari sedang memanah. Lihat pula asesoris atau perlengkapan tari dalam hal ini adalah busur dan anak panah. Maka anak panah dibuat tumpul, busur panah tidak ada pegasnya dan cara memegangnya tidak harus digenggam kuat dan erat. 

Ritme

Ritme atau tempo atau seberapa lamanya rangkaian gerak diwujudkan dalam sebuah tarian. Ketepatan perpindahan gerak selaras dengan jatuhnya irama.

Iringan

Di atas telah disebutkan bahwa tari adalah suatu gerak ritmis. Untuk memperkuat dan memperjelas gerak ritmis dari suatu bentuk tarian dapat dilaksanakan dengan iringan. Iringan tersebut pada umumnya berupa suara atau bunyi-bunyian. Sumber bunyi sebagai iringan tari yang pertama adalah suara manusia sendiri, Tepuk tangan, hentakan kaki, petikan jari, siulan, jeritan maupun nyanyian atau bisa kita sebut dengan Musik Internal. Yang biasa menggunakan iringan musik internal biasanya orang-orang primitif, anak kecil, Saat latihan menari.

Iringan berupa irama alat musik atau sumber bunyinya berasal dari alat musik maka dinamakan Musik Eksternal. Dalam musik eksternal ini bisa berupa iringan musik langsung seperti gamelan, seriosa, band dan lain sebaginya. Namun kita juga bisa memanfaatkan kaset rekaman untuk mengiringi tarian kita. Biasanya hal ini dilakukan dalam event lomba mulai dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA yang tentunya untuk menekan biaya produksi.

Iringan musik Ekternal yaitu menggunakan alat perkusi seperti terbang, gendang, kendang, ketipung dan lain-lain. Khusus gendang disamping cara memainkannya dengan ditepuk dengan tangan ada pula yang cara memainkannya dengan dipukul dengan sebuah alat pukul seperti bedug.

Dalam perkembangannya Musik pengiring sudah beraneka ragam, lebih lengkap. Misalnya saja musik ensambel. Ensambel instrumen pengiring yang lengkap pada umumnya terdapat di pulau Jawa dan pulau bali. Tariannya telah diiringi dengan saru unit alat bunyi-bunyian yang disebut gamelan sebagai alat musik tradisional

Dalam buhungannya dengan seni tari, pada umumnya iringan itu berfungsi sebagai penguat ataupun pembentuk suasana, misalnya iringan untuk tari perang, untuk mengiringi seorang pahlawan yang gugur, untuk adegan percintaan dan untuk tari pemujaan. 

Tata Rias dan tata Busana

Pada mulanya para penari memakai pakaian sesuai dengan apa yang pada saat itu sedang dipakai. Masih sederhana, anmun seiring perkembangan selanjutnya, maka pakaian atau busananya diatur dan ditata sesuai dengan kebutuhan tari tersebut. Yang paling utama mendapat perhatian haruslah terlebih dahulu diketahui dan disadari bahwa yang terpenting adalah pakaian atau busana tersebut harus enak dipakai, tidak mengganggu gerak tari (Nyaman), Aman serta menarik dan sedap dipandang. 

Dalam tata busana, bisa menggunakan bahan pakaian yang dibuat dari kain, kemudian dilengkapi dengan asesoris berupa perhiasan seperti kalung, binggel, sumping dan sebagainya. Perhiasan ini ada yang dibuat dari jenis imitasi dan ada pula yang dibuat dari kulit binatang. Tergantung budget yang dimilikinya. 

Pada tari tradisional selain perhiasan juga dipakai ikat kepala., baik berbentuk peci atau ikat kepala yang disusun atau diatur dari lembaran kain. Untuk tarian yang mengambil cerita wayang, maka penutup kepala penarinya seperti bentuk kepala pada tokoh wayang tersebut. Kita dapat melihat di Jawa dan di Bali apa yang disebut gelung dan  tropong.

Sedangkan tata rias akan membantu menentukan wajah beserta perwatakannya, serta untuk memperkuat ekspresi. Disini harus diketahui perbedaan antara tata rias yang dipakai untuk sehari-hari dengan tata rias yang dipakai untuk pertunjukan tari.

Tata rias sehari-hari adalah tata rias yang dipergunakan untuk kehidupan wajar, misalnya untuk pergi ke sekolah, ke pasar, pergi untuk darma wisata ataupun untuk mengunjungi suatu upacara resmi. Maka cara pemakaiannya Wajar.

Untuk tata rias pertunjukan tari segala sesuatunya diharapkan harus terlihat lebih jelas, detai, kontras dan tebal untuk keperluan entertainment. Make Up berfungsi sebagai penguat perwatakan dan keindahan. make Up berfungsi memperjelas wajah, maka garis mata dan alis serta mulut perlu dibuat yang tebal.

Tema

Menari itu bukan semata-mata untuk ditonton. Namun disusun secara rapi untuk dipertontonkan. bagaimana tujuan tari itu bisa tercapai, apa yang akan disampaikan bisa tercapai, maka tema akan menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan. Tema lebih mengarah pada tujuan dan manfaat pertunjukan tari. Tema akan memudahkan penyampaian isi tarian yang diperagakan. 

Tema bisa mengambil dari beberapa sumber atau referensi. Ada yang mengandalkan m anusia untuk menentukan tema yang tepat. ALasannya adalah manusia lebih mengetahui keinginan penikmat tari. Oleh karena itu tema disesuaikan dengan pendapat seseorang tersebut. 

Pengalaman hidup akan menjadi sumber yang berharga. Kesulitan berimajinasi untuk menentukan tema akan menghambat penyajian tari. Seseorang juga bisa mengambil tema dari sejarah, dari mitos-mitos terdahulu. 

Tema tari juga bisa kita ambil dari flora dan fauna. Tema yang diangkat dari flora atau dunia tumbuh-tumbuhan misalnya tari tani, tari minta hujan, tari kumbang sari. Yang diangkat dari tema fauna atau dunia binatang misalnya tari kijang, tari burung, tari angsa dan sebagainya. Ada pula tari yang diangkat dari alam semesta misalnya tari ombak, tari api dan sebagainya. Biasanya tema tadi diambil dan disesuaikan dengan alam sekitarnya serta taraf kehidupan masyarakat pada jamannya.

Tempat

Mengingat bahwa kegiatan ataupun pagelaran seni tari sebagai tontonan melibatkan dua pihak, yaitu satu pihak yang ditonton dan pihak lain yang menonton dalam kata lain ada penari dan penonton. Tentu saja yang ditonton alias penarinya harus ditempatkan diatas panggung dengan penerangan yang cukup dengan menggunakan power amplifier yang mumpuni dengan kapasitas ribuan watt demi iringan musik yang memuaskan. Didukung dengan pencahayaan yang terfokus pada panggung tempat penari melakukan aksinya.

Tari Kreasi Baru (Tari Modern)

Diposkan oleh On 10:53 PM

Tari kreasi baru juga merupakan pembagian tari berdasarkan jenisnya. Tari Kreasi baru adalah bentuk gerak tari baru perpaduan Gerak Tari Tradisional dengan Tari Rakyat. Grakan tari ini memang kolaborasi dari keduanya sehingga tercipta berbagai macam gerakan yang kombinatif. Tari kreasi baru ini muncul karena sifatnya yang memang cenderung bebas dengan pilihan gerak sesuai dengan apa yang penari inginkan.

Bagaimanakah unsur keindahan wirupanya? tentunya unsur ini selalu berhubungan dengan tata riasnya, hal ini juga berhubungan dengan busana, asesoris yang kesemuanya adalah hasil modifikasi dari Tari Tradisional dan Tari Rakyat. Hal ini mulai berkembang terus sehingga muncul aliran-aliran baru seperti Pantomim (gerak patah-patah penuh tebakan), Operet (mempertegas lagu dengan cerita), dan kontemporer (gerak ekspresif spontan, tak beraturan tapi terkonsep).

Tari kreasi baru ini masih menggunakan iringan musik tradisional Gamelan. Karena nuansa jawanya masih sangat kental dan tidak hanya berkreasi, namun tetap melestarikan budaya dan tradisi setempat.

Contoh Tari Kreasi baru

Tari Angsa, Tari Kupu-Kupu, Tari Tenun, Tari Kijang, Tari merak, Tari Pattenung, Tari Padendang, Tari Lebonna (Sulawesi Selatan), Tari Bosara.