Kategori

Efektifitas Penggunaan Metode Pengajaran Qowaid Al-Lughoh

Diposkan oleh On 8:43 AM


Bagi Guru Bahasa Arab, Kiranya ini sangat penting untuk diterapkan, Metode Bahasa Arab ini sudah diujicobakan untuk siswa yang ada di MTs. Roudlotusysyubban Tawangrejo. Dan Hasilnya Bagus. Artinya masih cocok diterapkan di Madrasah Tersebut. Namun Bagi Madrasah Lain perlu ada semacam penelitian kecil mengenai budaya, kebiasaan, daya tangkap siswa serta fasilitas yang disediakan sekolah. Dan Semua itu sebenarnya bisa dipenuhi asalkan ada kesungguhan bagi bapak atau ibu guru untuk selalu berkeinginan maju dan berkembang. Saya yakin metode ini ada manfaatnya.

1.      Pengertian dan Tujuan Metode Pengajaran Qowaid al-Lughoh
Secara terminologi Metode Pengajaran Qowaid al-Lughoh adalah cara yang biasa dilakukan dengan menghafalshighat-shighat (pola-pola kata) dan Qowaid (tata bahasa).[1]
Thoriqul Qowaid (metode gramatika) adalah cara pengajaran dengan memulai menghafal aturan-aturan tata bahasa (rule of grammmar).[2]
Metode pengajaran adalah cara yang digunakan dalam pelaksanaan belajar mengajar yang merupakan bagian yang paling penting dari suatu tindakan mengajar dengan rencana, karena metode mengajar sebagai suatu cara untuk menyampaikan tujuan sebaik-baiknya.[3]
Qowaid al-Lughoh dalam bahasa indonesia adalah tata bahasa atau aturan-aturan bahasa.[4]
Grammar (tata bahasa) adalah ilmu yang mempelajari kalimat tentang analisis dan analogical.[5]
Tujuan metode pengajaran Qowaid al-Lughoh adalah :
  1. Untuk melatih pelajar dapat mengekspresikan secara benar dan teliti, melatih membaca dan memahami yang benar terhadap apa yang dibaca atau yang didengar dengan jalan menghafalkan pola-pola kalimat yang benar secara spontan.[6]
  2. Menjaga lisan dan tulisannya dari kesalahan dan memahami apa yang dibaca atau didengar.[7]
Menurut Abu Bakar Muhammad, tujuan metode pengajaran Qowaid Al-Lughoh yaitu:
  1. Mengembangkan kekuatan ingatan, dan kemampuan membaca dan menulis dengan benar.
  2. Pemahaman sesuatu yang terkandung dalam bab-bab yang dipelajari.[8]
Adapun langkah-langkah metode pengajaran Qowaid al-Lughoh adalah:
  1. Guru menyiapkan contoh-contoh sebanyak mungkin mengenai qowaid yang ingin diajarkannya sebelum jam pelajaran. Dan hendaklah menarik dan mudah dengan bahasa yang gampang diterima oleh murid.
  2. Guru menulis contoh-contoh di atas papan tulis dan mengarahkan perhatian murid kepapan tulis dan mengdakan tanya jawab dengan murid tentang contoh-contoh itu. Guru memberikan perbandingan untuk mengetahui persamaan dan perbedaannya dan mengakhirinya dengan pengetrapan dalam susunan kalimat, serta memperdalam conoh-contoh yang serupa atau yang membedakannya dengan yang lain.
  3. Guru menarik kesimpulan dalam bentuk kaidah, dan hendaklah mengambil kesaimpulan itu dengan perantaraan murid sendiri yaitu murid diusahakan dapat menarik kesimpulan sendiri. Itulah yang lebih baik bagi mereka yang lebih mantap dalam pemahaman mereka.
  4. Guru menulis kaidah yang telah disimpulkan itu diatas papan tulis dengan disertai perbaikan sesuatu yang memerlukan perbaikan.
    1. Guru menyuruh murid untuk membuat beberapa contoh dalam bentuk kalimat susunan mereka sendiri.
    2. Guru merngemukakan beberapa kata kepada murid agar dengan kata-kata itu mereka membuat kalimat sempurna dengan susunan kalimat yang sesuai dengan kaidah yang telah dipelajari.
      Guru memberikan beberapa contoh kalimat, kemudian dia menyuruh murid mengeluarkan dari kalimat tersebut dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

      1. Contoh itu harus dalam kalimat sempurna. Karena kata-kata saja tidak jelas pengertiannya baik yang berupa isim maupun fiil dan huruf, kecuali telah disusun dalam kalimat yang sempurna.
      2. Dalam mengajarkan qowaid hendaklah dikombinasikan antara metode ceramah dengan metode analogi (qiyas). Guru menjelaskan kaidah dahulu dengan metode ceramah kemudian menyimpulkan kaidah tersebut serta mengetrapkan kaidah tersebut dalam bentuk contoh-contoh.
  5. Guru harus membantu murid menyusun kaidah tersebut, sehingga akhirnya menjadi mudah dan jelas, ringkas tersusun dalam kalimat yang baik.
  6. Guru harus mengikuti pelajaran pelajaran qowaid ini dengan latihan latihan pengetrapannya untuk dicatat dalam buku-buku catatan mereka dan hendaklah memperhatikan pengoreksiannya.
  7. Dalam pengajaran qowaid, guru diharapkan tidak mengajarkan hal-hal yang rumit / janggal, karena hali itu akan menyulitkan murid terhadapnya. Dan akan menyebabkan kebingungan dan kacau balau. [9]
Langkah-langkah penyajian metode Qowaid al-Lughoh menurut Ahmad Fuad Effendi, yaitu:
  1. Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan definisi butir-butir tatabahasa kemudian memberikan contoh-contohnya. Buku teks yang digunakan memang menggunakan metode deduktif.
  2. Guru menuntun siswa menghafalkan daftar kosakata dan terjemahannya, atau meminta siswa mendemostrasikan hafalan kosakata yang telah diajarkan sebelumnya.
  3. Guru meminta siswa membuka buku teks bacaan kemudian menuntun siswa memahami isi bacaan dengan meterjemahkan kata perkata atau kalimat perkalimat. Atau guru meminta siswa membaca dalam hati kemudian mencoba menerjemahkan perkata atau perkalimat, guru membetulkan terjemahan yang salah dan menerangkan beberapa segi ketatabahasaan ( nahwu-sharaf ). Pada waktu lain guru juga meminta siswa melakukan analisis tatabahasa.[10]
     
Artikel Terkait lainnya :
Refferensi

[1] Chatibul Umam, dkk (Tim Penyusun Buku Pedoman Bahasa Arab Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam), Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, Proyek Pengembangan Sistim Pendidikan Agama, Jakarta, 1975,  hal. 187
[2] Ibid, hal. 194.
[3] H.R. Sumitro, Metodologi Penelitian dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1989,  hal. 76.
[4] Kamus Bahasa Arab Almunawir
[5] Paul Robert, Metodologi Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1985, hal. 132.
[6] Chatibul Umam, dkk, Op.Cit, hal. 188
[7] Ibid., hal. 189
[8] Abu Bakar Muhammad, Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, Usaha Nasional, Surabaya, 1981, hal. 87
[9] Ibid., hal.84-85.
[10] Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Misykat, Bandung, 2004, hal. 32.


Pendahuluan Metode Qowaidul Lughoh Dalam Pengajaran Bahasa Arab

Diposkan oleh On 8:22 AM

A.      Latar Belakang

Bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an yang setiap umat Islam selalu berpegang pada wahyu Allah itu. Dengan bahasa Arab seseorang tidak hanya dapat membacanya saja tetapi dapat mengartikan dan memahami kandungan ayat Al-Qur’an kemudian mengamalkannya. Selain itu banyak sekali buku-buku panduan keislaman yang dicetak dengan tidak berharokat sehingga tanpa mempelajari bahasa Arab seseorang tidak akan mampu membacanya apalagi memahaminya. Oleh karena itu bahasa Arab menjadi salah satu mata pelajaran pokok bagi siswa madrasah khususnya Madrasah Tsanawiyah.
Tujuan pengajaran bahasa Arab adalah supaya siswa menguasai bahasa Arab yang meliputi :mufrodat wa tarakib atau kosakata dan struktur kalimat, hiwar atau percakapan, qira’ah atau membaca dan insya’ muwajjah atau mengarang terarah. (Departemen Agama RI, Buku Paket pelajaran bahasa Arab kelas III Madrasah Tsanawiyah). Siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa tersebut baik untuk mempelajari ilmu-ilmu agama atau bahkan untuk berkomunikasi.
Dalam pengajaran bahasa Arab di Indonesia telah ditetapkan suatu sistem pengajaran bahasa Arab sejak tahun 1975, yaitu all in one system.[1] Dengan tujuan agar anak mampu berbahasa Arab baik secara pasif maupun aktif.[2]
Kemudian dalam praktek pengajaran bahasa Arab kita mengenal adanya kegiatan membaca, menulis, mendengar dan berbicara yang lebih dikenal dengan sebutan kemampuan berbahasa atau kemahiran berbahasa. Jadi bahasa Arab merupakan tanda atau tanda bahasa yang berupa bunyi yang dilakukan dengan bantuan alat ucap manusia yang berupa bunyi atau arus bunyi. Hal ini sesuai dengan sifat bahasa itu sendiri, dari manapun asalnya bahasa tersebut, maka akan memiliki sifat yang sama berupa tanda dan tanda bahasa itu berupa bunyi.[3]
Pelajaran bahasa Arab mempunyai fungsi sebagai bahasa agama dan pengetahuan, di samping sebagai alat komunikasi sehingga pelajaran bahasa Arab di madrasah merupakan bagian dari mata pelajaran yang tidak terpisahkan dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sebagai keseluruhan.[4]
Penggunaan metode yang tidak sesuai maka akan menjadi kendala. Guru yang terlalu sering menggunakan metode ceramah, siswa akan merasa bosan, sementara tujuan pengajarannya adalah anak didik dapat mengerjakan soal tertulis yang dibuat oleh Departemen Agama atau LP Ma’arif. Penekanannya pada kemampuan kognisi dengan empat skill yang harus dimiliki siwa, dengan begitu siswa diharapkan tidak hanya mampu menjawab soal, namun mampu juga untuk melakukan percakapan.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui efektifitas pengajaran bahasa Arab dengan metode pengajaran Qowaid Al-Lughoh terhadap prestasi belajar bidang studi bahasa Arab siswa kelas III yang masih menggunakan kurikulum lama yaitu kurikulum 1994 dengan suplemen terbaru. Penggunaan metode pengajaran Qowaid Al-Lughoh diharapkan akan memberikan alternatif yang positif dalam pengajaran bahasa Arab, sehingga siswa lebih mengerti, memahami, mampu mengerjakan soal dan terhindar dari kebingungan terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

Artikel Terkait lainnya :


Refferensi


[1] Akrom Malibary, Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah, Bulan Bintang, Jakarta, 2002, hal. 3
[2] Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi Agama/IAIN, Departemen Agama RI, Jakarta, 1975, hal. 117
[3] Umar Assaudin Sokah, Problematika Pengajaran Bahasa Arab dan Inggris, Hida Karya Agung, Yogyakarta, 1997, hal. 7
[4] Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Garis-Garis Besar Program Pengajaran Bahasa Arab, Depag RI, Jakarta, 1998, hal. 1

Materi SBK Kelas XII MA Roudlotusysyubban - Langkah-Langkah Melukis

Diposkan oleh On 1:14 AM

Langkah-langkah melukis atau menggambar atau bahkan berkarya dibawah ini sebagai bahan acuan untuk berkarya yang lain, misalnya belajar, melakukan sesuatu apapun, bahkan sampai hidup dalam dunia ini juga bisa menggunakan acuan langkah-langkah menggambar. Yang terpenting dicermati dan kita coba aplikasikan dalam keseharian kita, maka teori akan lebih bermakna jika mampu kita terapkan dalam kehidupan kita. 

Langkah-langkah melukis dalam membuat sebuah hasil karya adalah

  1. Mempersiapkan Bahan
  2. Menemukan ide Maupun Gagasan
  3. Membuat Sketsa atau Rancangan
  4. Mewarnai
  5. Mempertegas Karya
Memang untuk menghasilkan sebuah karya tentunya harus dengan perhitungan secara matang. Jika asal-asalan maka tentunya hasilnya kurang memuaskan bahkan tidak sesuai dengan target.


Diterapkan dalam Belajar
  1. Mempersiapkan Bahan : Dalam Hal ini yang perlu dipersiapkan dalam belajar adalah tentunya akal dan fikiran, artinya kosongkan dari segala permasalahan dan hal-hal yang mengganggu fikiran kita agar apa yang akan kita baca nanti bisa diterima dengan akal tanpa ada hambatan sedikitpun. Kemudian BUku atau Bahan ajar, Buku yang wajib anda pelajari, Kemudian Penerangan Yang cukup, Usahakan jangan menggunakan penerangan yang hanya fokus diepan anda atau dibuku anda, karena bisa merusak mata kita. Lebih baik menempatkan lampu jauh diatas kita, dan pilihlah lampu yang warnanya kekuningan, karena dengan warna kuning akan merangsang daya ingat kita.
  2. Menemukan Ide Atau Gagasan : Dalam Hal ini atur waktu yang tepat untuk belajar, Kalau menurut penulis waktu yang tepat adalah setelah subuh dan setelah ashar, karena diwaktu tersebut kita sudah beristirahat maka fikiran akan lebih fresh. Atur jadwal tuangkan ide anda untuk menemukan jadwal yang tepat antara jadwal untuk anda dan jadwal untuk keluarga, agar nanti bisa berguna untuk diri sendiri juga tetap berguna untuk keluarga, bisa belajar dan juga tetap bisa membantu orang tua.
  3. Membuat Sketsa : Membuat sketsa sama saja dengan merancang apapun yang harus dilakukan dalam belajar. Misalnya Merancang metode yang harus dipakai, sebab masing-masing orang dalam belajarnya memiliki metode yang berbeda-beda, ada kalanya mudah bagi mereka jika belajar berkelompok, terkadang penjelasan dari bapak ibu guru kurang begitu mengena atau bahkan kurang jelas, tetapi penjelasan dari temennya justru bisa difahami, sistem belajar seperti ini danamakan belajar dengan tutor sebaya, artinya yang mengajari adalah temannya sendiri. Dan jika masing masing siswa memiliki kelebihan sendiri-sendiri maka tentunya bisa dimanfaatkan untuk saling berbagi ilmu pengetahuan, barter ilmu.
  4. Mewarnai : Dalam hal ini tentunya dalam belajar tidak terus kemudian mewarnai gambar, namun lebih jelasnya melakukan rancangan yang sudah didesain sedemikian rupa sehingga dalam aplikasinya akan menemui kemudahan-kemudahan. Yang tersulit adalah memulai untuk melakukannya. Terkadang teori matang tapi aplikasi ataupun prakteknya BLAAAAS rak Gelem. Piye Jal... Teori tinggal teori. Teori Tanpa Praktek Bagaikan Ilmu Tanpa Amal. Percuma, tidak ada manfaat sama sekali. Weleh-weleh, Rugi rek... Percum And Tak BerGun. Alias Percuma dan tak berguna. Sopo Yo kuwi?
  5. Penegasan Karya : Tahap kelima ini tentunya kita harus ReCall artinya mengingat kembali apa yang telah kita pelajari, kita cek betul-betul dan kita uji kemampuan kita sebelum benar-benar diadu dalam gelanggang Ujian Nasional. Lulus ujian Nasional Merupakan Salah satu harapan Suksesnya langkah-langkah yang telah kita lakukan.
Untuk Tata Cara Berdo'a yang baik dan Benar KLIK DISINI

Harapanya adalah adalah sukses dalam berbagai hal, Indikatornya adalah Lulus UN, Lulus UMPTN, Naik Kelas, Bisa Mengajari Temannya, Mampu mengerjakan soal, Percaya diri, Menguasai Materi. Ngguya-ngguyu karena bisa bukan karena gila.

Jangan Lupa untuk selalu berdoa kepada Allah, selalu meminta pertolongan kepada Allah, Selalu melibatkan Allah dalam setiap pintanya. Jangan Ego dan jangan berdoa karena hawa Nafsu semata. Kita berusaha Allah yang menentukan.




Membangun Karakter Siswa dalam Pendidikan

Diposkan oleh On 12:41 AM



Artikel denga judul membangun karakter siswa akan bisa bermanfaat bagi pembaca khususnya yang masih duduk dibangku sekolah maupun kuliah. Atau Karakter Building merupakan artikel penting untuk siswa atau murid yang sedang mengenyam pendidikan. jangan sampai kita larut dalam kebodohan dan kesedihan karena tidak tahu jati dirinya masing-masing. kadang siswa terlena sehingga tidak tahu apa yang harus dilakukan. terlalu sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Akhirnya masa suram mulai dimasukinya. dan ini nantinya akan mendarah daging sehingga terbentuk karakter yang buruk. Naudzubillah min dzalik. Lantas salah siapa? jawabannya  setelah anda membaca tuntas tentang beberapa kategori dan tipe-tipe siswa berikut.
  1. Siswa Pintar :banyak orang melihat tampilan siswa pinter itu orang yang memakai kaca mata, kemana-mana baca buku, namun tidah harus seperti itu, kadang yang biasa-biasa saja malah lebih pintar. biasanya kategori ini prioritas utama adalah nilai ulangan yang diwujudkan dalam rapot dengan peringkat 3 atau 10 besar. kategori ini biasa tidak suka ikut ekstra kurikuler, kegiatan OSIS dan kegiatan lainnya. hanya melulu berkutat dan bergelut dengan buku. Pokoknya sekolah – pulang – sekolah – pulang. Itulah kesehariannnya. Yang terpenting saat ujian sekolah bisa mengerjakan soal dengan baik, beres. Cenderung pelit, tidak mau mengajari temannnya jika ada kesulitan.
  2. Siswa Cerdas :Ini lebih baik dari sekedar pintar, selain memiliki nilai yang bagus kategori siswa ini cenderung memiliki kelebihan-kelebihan lain dan suka melakukan perencanaan dalam setiap kegiatannya. Orangnya tidak kaku santai tapi serius. Bisa membagi waktu antara belajar dan bersantai. Bahkan menikmati saat santai sambil belajar. Berjiwa pemimpin. Demokratis, mau menerima kritikan dengan lapang dada. Suka bergaul. Tidak suka menghafal tapi suka memahami. Senang membantu temannya saat kesulitan belajar. Jika mengajari teman tidak langsung memberikan jawabannya tapi diarahkan bagaimana jawabannya bisa seperti itu artinya temannya dipandu dan diarahkan.
  3. Siswa Biasa-biasa saja : Tipe ini cenderung sedang-sedang saja dalam hasil akademiknya. Biasannya hanya menyukai pelajaran yang agak santai seperti olah raga dan kesenian dan terlena akan tugas yang lain yang sebenarnya juga penting bagi dia sehingga yang penting itu bisa terkalahkan. Biasanya ketika mau ujian baru numpuk buku dan belajar semalaman suntuk sampai kecapaian akhirnya saat ujian yang terjadi adalah ngantuk dan tidak bisa konsentrasi. Dan memang mempelajari buku yang menumpuk begitu banyak rasanya tidak mungkin dipelajari hanya dalam satu malam. Kategori ini sebenarnya kurang cerdas. Mustinya selalu istiqomah belajar terus menerus, sedikit demi sedikit akhirnya bisa menguasai materi yang dipelajari. Kalau hal demikian dibiarkan walhasil nilainya biasa-biasa saja.
  4. Siswa Kurang Beruntung : Kategori ini hampir sebagian besar siswa mengalaminya. Tabiatnya males belajar, akhirnya nilainya kurang. Bahkan sekalipun nilainya kurang dia tidak pernah merasa sedih. Tidak ada pengaruh apapun. Biasa dapat jelek. Dan tidak mau mengejar ketinggalannya. Cuek dengan ketidak bisaannya. Nanti diruang ujian suka minta jawaban dari teman lain yang sebenarnya nasibnya juga sama, artinya sama-sama nggak tau jawabannya kok saling bekerjasama, ya tentunya Nol hasilnya. Kaciaaan. Bisanya Cuma meminta-minta aja. Kebetulan kalau jawabanya pas dan nilainya juga bagus, namun hal yang demikian adalah termasuk siswa yang kurang beruntung, karena nilainya didapat dari belas kasihan teman. Gengsi dong mas Bro. Jadi tidak ada Nilai Kepuasannya. Biasanya kategori ini cenderung nakal, sebab seharusnya dia sibuk belajar, ikut kegiatan positif tetapi kali ini dia hanya menghabiskan waktunya untuk duduk, santai, jalan jalan alias Jeng-jeng dan akhirnya terpengaruh dengan perilaku urkan hasil dari kumpul-kumpul dan main-main.


Bagaimana Solusinya?
  1. Jika anda masuk dalam kategori pertama anda harus sedikit memperbaikinya dengan sifat-sifat pada kategori siswa yang kedua yaitu Cerdas.
  2. Jika anda sudah pada kategori kedua maka langkah selanjutnya mempertahankan karena kesuksesan yang ideal sudah didepan mata anda.
  3. Jika anda pada kategori ketiga dan keempat saatnya melakukan perubahan. Tidak ada kata terlambat untuk berubah. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Wahai siswa yang dibanggakan oleh siapa saja, anda adalah generasi muda penerus bangsa persiapkan diri dengan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta dilandasi dengan dasar agama yang kokoh dan kuat agar perilaku dan kehidupan kita mendapat Ridlo dari Allah Subhanahu Wata’ala. Sukses dan berkah amin.
Ternyata yang salah kita sendiri. berubah harus dimulai dari diri kita yang akan terbentuk karakter-karakter yang bagus.


Terima Kasih atas kunjungannya...