Kategori

Dampak dan Tingkat Kesulitan Metode Qowaid al-Lughoh

Diposkan oleh On 10:19 PM

Dampak dari Metode Qowaid al-Lughoh

Banyak sekali metode-metode yang sangat efektif namun pemilihan metode tidak boleh sembarangan harus mengetahui faktor-faktor dalam menentukan metode.[1]
Pemilihan dan penentuan metode secara umum dipengaruhi oleh lima faktor:
  1. Anak didik, perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang sebaiknya guru ambil dalam menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara oprasional.
  2. Tujuan, metode yang dipilih guru harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi kedalam diri setiap anak didik.
  3. Situasi, situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari kehari.
  4. Fasilitas, lengkap dan tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode.
  5. Guru, kepribadian, latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode.[2]
Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari metode Qowaid al-Lughoh alangkah baiknya kita mengetahui kekuatan dan kelemahan dari metode tersebut. Setelah itu kita mempunyai gambaran terhadap dampak yang ditimbulkan baik dampak positif maupun dampak nagatif.
Kekuatan pengajaran Qowaid al-Lughoh adalah:
  1. Pelajar menguasai dalam arti hafal diluar kepala kaidah-kaidah tata bahasa bahasa target.
  2. Pelajar memahami karakteristik bahsa target dan banyak hal lainnya yang bersifat teoritis, dan dapat membandingkannya dengan karakteristik bahasa ibu.
  3. Metode ini memperkuat kemampuan pelajar dalam mengingat dan menghafal.
  4. Bisa dilaksanakan dalam kelas besar dan tidak menuntut kemampuan guru yang ideal.[3]
Kelemahan-kelemahan dari Metode Qowaid al-Lughoh adalah:
  1. Metode ini lebih banyak mengajarkan “tentang bahasa” bukan mengajarkan “kemahiran bahasa”.
  2. Metode ini hanya mengajarkan kemahiran membaca, sedang tiga kemahiran yang lain (menyimak, berbicara, menulis) diabaikan.
  3. Pelajar hanya mempelajari satu ragam bahasa saja, yaitu ragam bahasa tulis klasik, sedang bahasa tulis modern dan bahasa percakapan tidak diperoleh.
  4. Kosa kata, struktur, dan ungkapan yang dipelajari oleh siswa mungkin sudah tidak dipakai lagi dalam arti yang berbeda dalam bahasa modern.
  5. Karena otak siswa dipenuhi oleh masalah-masalah tata bahasa maka tidak tersisa lagi tempat untuk ekspresi dan kreasi.[4]
Dampak positif dari metode tersebut adalah mampu menjawab soal-soal tes dengan akurat ini disebabkan katena pelajar menguasai dalam arti hafal diluar kepala kaidah-kaidah tata bahasa (bahasa target).[5]
Dampak negatif dari metode tersebut adalah siswa cenderung pasif dan kurang kreatif karena penekanannya tidak pada skill menyimak dan berbicara yang sangat menuntut latihan yang sifatnya praktis.[6]
Tingkat Kesulitan Pengajaran Qowaid al-Lughoh
Menurut Abu Bakar Muhammad guru harus memperbanyak pelajaran muhadastahmutholaah, dan mahfudzatsebelum memulai pelajaran Qowaid.[7]
Di dalam proses pengajaran Qowaid al-Lughoh guru memberikan beberapa contoh kalimat, kemudian menyuruh siswa mengeluarkan dari kalimat tersebut, dan contoh-contoh tersebut harus dengan bahasa yang mudah untuk dimengerti oleh siswa.[8] Karena mengingat bahwa aspek-aspek perbedaan anak didik yang dipegang adalah aspek biologis, intelektual, dan psikologis.[9]
Dalam menyampaikan pelajaran bahasa Arab, seorang guru harus menggunakan metode. Dan metode yang cocok dalam pembelajaran ini adalah menggunakan metode ceramah. Karena metode ceramah akan bisa mengajak siswa berinteraksi melalui penerangan dan pemikiran secara lisan dari seorang guru kepada peserta didik.[10]
Dalam pelaksanaannya sebuah interaksi dalam pemikiran, misalnya penceramah dapat menggunakan alat bantu untuk menjelaskan uraiannya. Akan tetapi alat utama dengan kelompok atau pendengar adalah menggunakan bahasa lisan.[11]
Dari kedua definisi tersebut dapat diambil suatu pengertian bahwa metode ceramah adalah penyampaian materi kepada peserta didik dengan jalan pemikiran secara lisan dan metode ini senantiasa baik bila  dalam penggunaannya didukung dengan alat-alat bantu atau media sebagai pendukung dalam pembelajarannya.[12]
B.       Prestasi Belajar Dalam Bidang Studi Bahasa Arab
Prestasi belajar bidang studi bahasa Arab, terdiri dari tiga rangkaian kata yaitu prestasi, belajar, dan bidang studi Bahasa Arab. Oleh karena itu sebelum mendefinisikan pengertian prestasi belajar bidang studi bahasa Arab, terlebih dahulu akan ditentukan pengertian ketiga istilah tersebut.



Refferensi
[1] Winarno Surakhmad, Metodologi Reseach, PT. Tarsindo, Bandung, 1975, hal. 96
[2] Ibid., hal. 97
[3] Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Misykat, Malang, 2004, hal. 33
[4] Ibid., hal. 33
[5] Ibid., hal. 34
[6] Ibid, hal. 34
[7] Abu Bakar Muhammad, Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, Usaha Nasional, Surabaya, 1981, hal. 85
[8] Ibid, hal. 85
[9] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hal. 191
[10] Winarno Surahmad, Pengantar Belajar Mengajar, Tarsito, Bandung, 1986, hal. 99
[11] Ibid., hal. 99
[12] M. Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Press, Jakarta, 2002, hal. 55

Karakteristik Metode Pengajaran Qowaid al-Lughoh

Diposkan oleh On 10:16 PM


Karakteristik metode pengajaran Qowaid al-Lughoh:
  1. Tujuan mempelajari bahasa asing agar mampumembaca karya sastra dalam bahasa target/ kitab keagamaan dalam belajar bahasa arab.
  2. Materi pelajaran terdiri atas: buku nahwu , kamus atau daftar kata, dan teks bacaan.
  3. Tata bahasa disajikan secara deduktif, yakni mulai dengan penyajian kaidah diikuti dengan contoh-contoh, dan dijelaskan secara rinci dan panjang lebar.
  4. Kosa kata diberikan dalam bentuk kamus dwi bahasa, atau daftar kosakata beserta terjemahannya.
  5. Teks bacaan berupa kitab keagamaan lama.
  6. Basis pembelajaran adalah penghafalan kaidah tatabahasa dan kosakata.
  7. Bahasa ibu pelajar digunakan sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan belajar mengajar.
  8. Peran guru aktif sebagai penyaji materi. Peran pelajar pasif sebagai penerima materi.[1]

3.   Pemilihan Metode Pengajaran Qowaid al-Lughoh
    Beberapa alasan kenapa metode tersebut menjadi pilihan. Ini dikarenakan seseorang yang memiliki kompetensi tata bahasa (Qowaid al-Lughoh) ia akan memilki kemampuan menghasilkan kalimat dalam jumlah yang tak terbatas, yang sebagan besar adalah kalimat-kalimat baru.[2] Grammar (tata bahasa) adalah ilmu yang mempelajarai kalimat tentang analisis dan analogical.[3] Dengan mempelajari Qowaid al-Lughoh maka akan terhindar dari kekeliruan dan kesalahan pengertian dalam memahami Bahasa Arab.[4]  Seseorang yang mau mempelajari Al-Qur’an dan mau menafsirkan Al-Qur’an tanpa mempelajari Qowaid al-Lughoh maka akan terjadi salah penafsiran terhadap isi Al-Qur’an.[5]
    Bahasa Arab sebagai bahasa resmi al-Qur’an. Banyak disebutkan dalam al-Qur’an, antara lain tertera dalam QS. Yusuf: 2
    إناانزلنه قرأنا عربيالعلكم تعقلون (يوسف : ٢)
    Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya berupa al-Qur’an dengan bahasa Arab agar kamu memahaminya”. (QS. Yusuf: 2).
    Menurut Soenjono guru harus menguasai tata bahasa secara formal, artinya tidak saja daia harus bisa bertata bahasa dengan baik tetapi juga menjelaskan mengapa ini harus begitu.[6] Bahkan dengan metode ini test bahasa mudah disusun dan dikontrol.[7] Yang namanya national dan fungsional Sillabus itu harus pula mencakup tata bahasa.[8]
    Metode pengajaran Qowaid al-Lughoh sangat diutamakan, dan diajarkan secara deduktif, dengan tujuan para pengajar dapat menghafal definisi-definisi dan kaidah-kaidah nahwu di luar kepala. Dengan cara menggunakan materi dalam bentuk nadzam seperti Alfiyah karya ibnu malik untuk memudahkan menghafal.[9]
    Dalam tata bahasa Arab perlu mengetahui adanya tiga struktur (الكلمه) yang mempunyai arti lafadz yang menunjukkan atau mengandung arti sesuatu.[10]
    Dalam memahami teks bahasa Arab, maka harus ada tiga unsur yaitu isim, fiil, dan huruf.[11] Karena kalimat dikatakan sempurna dan bisa dipahami apabila ada isim, fiil, dan huruf.


    [1] Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Misykat, Bandung, 2004, hal. 32.
    [2] Wilkins D.A, Linguistics in Languaga Teaching, Chooser Press, London, hal. 182
    [3] Paul Robert, Op. Cit., hal. 132
    [4] Chatibul Umam dkk, Op.Cit., hal. 59
    [5] Ibid., hal. 59-60
    [6] Soenjono Dardjowidjojo, Rampai Bahasa Pendidikan dan Budaya, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2003, hal. 122
    [7] Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa AsingSebuah Tinjauan Dari Segi Metodologi, Bulan Bintang, Jakarta, 1975, hal. 36
    [8] Ibid., hal. 8
    [9] Ibid., hal. 35.
    [10] Thoifuri, Granmar For Two Language Arabic and English, CV. Aman Karya, Semarang, 2002, hal. 8
    [11] Zaini Dahlan, Sarah al Jurumiyah, Pustaka Alawiyah, Semarang, 1997, hal. 6

    Metode Penelitian Saat Mengumpulkan Data Untuk Metode Qowaid Al-Lughoh

    Diposkan oleh On 8:58 AM

    Metode Penelitian
    Dalam menyusun penelitian ini, penulis menggunakan data Field research (penelitian lapangan). Jenis penelitian yang dimaksud di sini adalah jenis pengumpulan data yang dimana penulis langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh data yang benar-benar dapat dipercaya sebagai bahan kajian data. Metode penelitian yang dipakai adalah metode kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data numeral (angka) yang diolah dengan metode statistik.[1]
    Dalam hal ini penulis berusaha untuk mempublikasikan metode pengajaran bahasa Arab dari hasil penelitian langsung yang juga berusaha untuk menemukan dan memberikan solusi alternatif dari metode yang dianggap praktis, efektif dan efisien sebagai rujukan pengajaran bahasa Arab.

    1.         Populasi dan Sampel
    1. Populasi
      Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian.[2] Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa MTs. Roudlotusysyubban Tawangrejo Kelas III Semester I Tahun Pelajaran 2005/2006. Jumlah populasi penelitian ini ada 64 siswa kelas III semester I MTs. Roudlotusysyubban Tawangrejo. Pembagiannya menjadi dua kelas.
      1. Sampel
      Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.[3] Berdasarkan pendapat tersebut diharapkan sampel dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada dan mampu dijadikan cerminan yang representatif atau sesuatu yang dapat menggambarkan secara makro keadaan populasi.
      Untuk teknik sampling penulis menggunakan teknik pengambilan sampel tanpa didasari rekaan semata-mata akan tetapi memilih sampel yang dianggap mampu mewakili dari populasi yang diharapkan yaitu sebanyak 60 siswa.
      2.     Variabel
        Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan penelitian atau sebagian faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.[4]
        Adapun variabel dalam penelitian terdiri dari:
        1. Variabel X, yaitu efektifitas penggunaan metode Qowaid Al-Lughoh yang meliputi:
        1)      Penguasaan materi ajar oleh guru.
        2)      Penggunaan metode oleh guru.
        3)      Proses pembelajaran oleh guru.
        4)      Penggunaan media pengajaran oleh guru.
        5)      Kemampuan menilai prestasi belajar siswa oleh guru.
        1. Variabel Y, yaitu prestasi belajar bidang studi bahasa Arab.
        1)      Menyusun kalimat dengan menggunakan kata-kata yang disediakan.
        2)      Melakukan tanya jawab dengan mufrodat dan struktur kalimat yang diajarkan.
        3)      Menggunakan mufrodat dengan tepat dalam kalimat-kalimat yang disediakan.
        4)      Menggunakan pola-pola kalimat maupun ungkapan-ungkapan yang telah mereka pelajari
        Pengukuran efektivitas penggunaan metode Qowaid Al-Lughoh dan prestasi belajar.
        1. Efektifitas penggunaan metode Qowaid Al-Lughoh akan diukur pada prestasi hasil belajar bidang studi bahasa Arab.
        2. Prestasi belajar bidang studi bahasa Arab siswa dalam hal ini ditunjukkan oleh nilai raport.
        Teknik Pengumpulan Data
          Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan:
          1.  Data Kepustakaan
            Data kepustakaan ini penulis gunakan untuk memperoleh landasan teori yang berkenaan dengan tema penelitian. Landasan teori ini penulis gunakan sebagai landasan dasar bagi praktek penelitian di lapangan.
            2. Data Lapangan
              Untuk mengumpulkan data-data yang sesuai dan dibutuhkan, penyusun menggunakan pendekatan yakni Field Research atau penelitian lapangan yakni penelitian yang dilakukan dalam kancah kehidupan sebenarnya.[5]
              Adapun metode-metode yang digunakan  dalam  Field Research  adalah :
              1. Metode Angket
              Angket disebut juga kuensioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam artian laporan tentang pribadinya atau hal yang ia ketahui.[6]
              Adapun angket yang digunakan adalah angket tertutup dalam hal ini jawaban telah tersedia dan responden tinggal memilih jawabannya.
              1. Metode Interview
              Interview atau biasa disebut wawancara kuesioner lisan adalah pengumpulan data dengan cara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.[7] Ini dilakukan pewawancara untuk memperoleh data yang diharapkan mampu memberikan informasi dari yang diwawancarai (nara sumber). Dalam penelitian ini interview yang digunakan adalah interview bebas. Hal ini penulis lakukan untuk memperoleh data yang sedalam-dalamnya, melalui wawancara dengan guru bahasa Arab kelas III, siswa kelas III serta staf tata usaha madrasah Tsanawiyah Roudlotusysyubban Tawangrejo, sehingga diperlukan suasana dialogis, kekeluargaan dan komunikatif.
              1. Metode Observasi
              Metode observasi adalah suatu metode ilmiah dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematik atas fenomena yang diselidiki.[8] Observasi ini penulis lakukan dengan mengamati langsung dan terjun langsung kedalam proses belajar mengajar (Basic Training) sebagai reaksi dari wawancara yang telah dilakukan sebelumnya.
              Observasi ini akan penulis gunakan untuk mengamati kegiatan belajar mengajar dalam mewujudkan efektifitas penggunaan metode qowaid al-lughoh, dan untuk memperoleh validitas data, serta segala sesuatu yang diperlukan untuk mendukung data lebih lanjut.
              1. Metode Dokumenter
              Dokumenter adalah sekumpulan data verbal  yang berbentuk tulisan, artifact, foto, dan sebagainya.[9] Dengan metode ini, maka peneliti mengambil dan menyelidiki data-data tertulis. Penggunaan ini mengandung maksud untuk mendapatkan data yang berupa keadaan siswa / santri, ustadz-ustadzah dan masyarakat sebagai wali santri.

              Refferensi

              [1]Syaifudin Anwas, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1997, hal. 7.
              [2] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasa Evaluasi Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 1992, Hal: 102
              [3] Saefuddin Azwar, Op. Cit, Hal: 49
              [4] Sumadi Surya Brata, Metodologi Penelitian, Rajawali, Jakarta, 1989, hal. 79
              [5]Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riserch Sosial, Penerbit Alumni, Bandung, 1980, hal. 78
              [6]Ibid., hal. 124
              [7] Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hal. 46
              [8] Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta, 1994, hal. 136
              [9] Lexy J. Maleong, Op. Cit., hal. 190


              Tujuan, Kegunaan, Ruang Lingkup dan Hipotesis Metode Qowaid Al-Lughoh

              Diposkan oleh On 8:55 AM

              Tujuan dan Kegunaan Penelitian

              Adapun tujuan dan kegunaan penelitian yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
              1.         Tujuan Penelitian
              1. Untuk mengetahui metode pengajaran bahasa Arab yang relevan bagi jenjang Madrasah Tsanawiyah.
              2. Untuk mengetahui penggunaan metode yang paling efektif bagi siswa Madrasah Tsanawiyah.
              3. Untuk memperoleh metode yang tepat dan cepat dalam belajar bahasa Arab ditingkat Madrasah Tsanawiyah.
              2.         Kegunaan Penelitian
                1. Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan perbendaharaan ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu pendidikan.
                2. Secara praktis diharapkan dapat memberikan tambahan informasi positive science bagi profesi guru.

              Ruang Lingkup Pembahasan

              Mengingat keterbatasan kemampuan yang ada pada penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun ruang lingkup pembahasan adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan metode pengajaran bahasa Arab di MTs. Roudlotusysyubban Tawangrejo Tahun Pelajaran 2005/2006
              Hipotesis
                Hipotesis adalah pernyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan penelitian yang dikemukakan. Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar dan mungkin juga salah, dia akan ditolak jika salah dan akan diterima jika fakta membenarkannya.[1]
                Sedang yang penulis maksudkan dalam hipotesis ini adalah siswa yang diajar dengan menggunakan metode pengajaran Qowaid Al-Lughoh cenderung mampu mengetahui dan memahami asal usul kalimat-kalimat bahasa Arab dengan baik dan membaca sesuai denganQowaid Al-Lughoh yang benar.
                Refferensi

                [1] Saefuddin Azwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1997, hal. 49

                Alasan Memilih Judul, Penegasan Istilah dan Rumusan Masalah Qowaid Al-Lughoh

                Diposkan oleh On 8:50 AM

                Alasan Pemilihan Judul

                1. Banyaknya metode pengajaran bahasa Arab yang bermunculan dan masing-masing berkompetensi meraih posisi yang strategis dibidang pengajaran bahasa Arab.
                2. Menurut penulis, masih sangat efektif apabila guru bahasa Arab MTs. Roudlotusysyubban menggunakan metode pengajaran Qowaid Al-Lughoh dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar bidang studi bahasa Arab siswa kelas III yang masih menggunakan kurikulum lama yaitu kurikulum 1994.
                3. Penulis sekarang sudah mengajar di madrasah Tsanawiyah dan mengampu mata pelajaran bahasa Arab, namun penulis masih kurang berpengalaman dalam penggunaan metode yang tepat.
                4. Penulis pernah melakukan wawancara dengan guru bahasa Arab di madrasah yang penulis teliti. Beliau mengatakan bahwa metode itu masih efektif, sebab tanpa struktur dan kaidah yang benar maka siswa tentu akan mengalami kebingungan dalam menjawab soal sebab tidak dapat difahami.

                C.      Penegasan Istilah

                Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menghindari agar tidak terjadi kesalahfahaman atau kekaburan dalam mengambil arti dan maksud istilah yang digunakan dalam judul skripsi, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam judul skripsi, maka dapat diuraikan definisi istilah yang berkaitan sebagai berikut :
                1. Efektifitas adalah hal yang berkaitan dengan problem tujuan dan alat memproses input menjadi output.[1]
                2. Metode  adalah rencan menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian materi bahasa Arab secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan dengan yang lain dan semuanya berdasarkan pendekatan yang terpilih.[2]
                Metode adalah cara yang tersusun dan teratur untuk mencapai tujuan, khususnya dalam hal ilmu pengetahuan.[3]
                1. Pengajaran berasal dari kata “ajar” yakni cara-cara atau petunjuk yang disampaikan kepada orang agar diketahui atau diturut.[4]
                2. Bahasa Arab adalah satu mata pelajaran yang diajarkan di madrasah Tsanawiyah, sebagai mata pelajaran pokok. Dan bahasa Arab adalah kata-kata yang diungkapkan orang-orang Arab untuk mengatakan tujuan mereka.[5]
                3. Qowaid Al-Lughoh adalah tata bahasa atau kaidah bahasa.[6]
                4. Metode Pengajaran Qowaid al-Lughoh adalah cara yang biasa dilakukan dengan menghafalshighat-shighat (pola-pola kata) dan Qowaid (tata bahasa).[7]
                5. Prestasi Belajar adalah hasil yang telah dicapai.[8] Sedangkan belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan meniru dan lain sebagainya menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.[9]

                D.      Rumusan Masalah

                Berangkat dari latar belakang masalah di atas, maka permasalahan muncul yang dapat dijadikan rumusan masalah adalah sebagai berikut:
                Dari batasan dan penegasan istilah di atas, terdapat berbagai permasalahan yang perlu penyusun kemukakan, yaitu:
                1. Sejauh mana Efektifitas pembelajaran Bahasa Arab dengan menggunakan metode pengajaranQowaid al-Lughoh terhadap prestasi belajar bidang studi Bahasa Arab siswa kelas III Semester I MTs. Roudlotusysyubban Tawangrejo Tahun Pelajaran 2005/2006.
                2. Bagaimanakah Prestasi belajar bidang studi Bahasa Arab siswa kelas III semester I MTs. Roudlotusysyubban Tawangrejo Tahun Pelajaran 2005/2006.
                3. Adakah pengaruh metode pengajaran Qowaid Al-Lughoh terhadap Prestasi belajar bidang studi Bahasa Arab siswa kelas III Semester I MTs. Roudlotusysyubban Tawangrejo Tahun Pelajaran 2005/2006.

                Refferensi


                [1] Made Pidarta, Landasan Kependidikan; Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia,Cet. Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hal. 258
                [2] Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2004, hal. 19
                [3] Dany Hariyanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini, Delima, Solo, 2004, hal. 267
                [4] Ibid, hal. 12
                [5] Musthafa Ghulayani, Jami’ Addurus al-Arabiyah al-Maktabah al- Asyariyah, Beirut, 1986, hal. 7
                [6] Kamus Besar Bahasa Arab al-Munawir
                [7] Chatibul Umam, dkk (Tim Penyusun Buku Pedoman Bahasa Arab Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam), Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, Proyek Pengembangan Sistim Pendidikan Agama, Jakarta, 1975,  hal. 187
                [8] Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dep. P dan K, Balai Pustaka, Jakarta, 1994, hal. 787
                [9] Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 20-21